Mohon tunggu...
Mohammad Sofyan
Mohammad Sofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Programer Penelitian Sosial Ekonomi

Programer Penelitian Sosial Ekonomi CV ODIS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gas elpiji 3 Kg Langka, Warga Mengeluh Kesulitan Mendapatkan

3 Februari 2025   18:05 Diperbarui: 3 Februari 2025   18:03 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warga di berbagai daerah mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kg dalam beberapa hari terakhir. Kelangkaan ini menyebabkan harga gas melon tersebut melonjak di pasaran, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Di beberapa wilayah, seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, warga harus rela antre berjam-jam di pangkalan resmi, namun sering kali pulang dengan tangan kosong karena stok terbatas. Beberapa pedagang eceran bahkan menjual gas elpiji dengan harga jauh di atas harga normal sekitar Rp18.000 hingga Rp22.000.

Pihak Pertamina melalui pernyataan resminya mengakui adanya lonjakan permintaan yang tidak sebanding dengan ketersediaan stok, terutama akibat peningkatan konsumsi rumah tangga dan usaha kecil. "Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi gas elpiji berjalan lancar dan mengatasi kelangkaan ini secepat mungkin," ujar perwakilan Pertamina.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berjanji akan meningkatkan pengawasan distribusi guna mencegah penimbunan dan spekulasi harga. Masyarakat diminta untuk membeli gas elpiji di pangkalan resmi guna menghindari harga yang tidak wajar.

Dengan kondisi ini, banyak warga berharap agar pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi kelangkaan dan menormalkan harga gas elpiji 3 kg agar kebutuhan sehari-hari tetap terpenuhi.

Di sisi lain, beberapa analis energi menilai bahwa kelangkaan ini juga disebabkan oleh gangguan distribusi akibat cuaca buruk di beberapa daerah serta peningkatan konsumsi menjelang musim liburan. "Ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan menjadi penyebab utama kelangkaan ini. Jika tidak segera diatasi, dampaknya bisa meluas ke sektor usaha kecil yang sangat bergantung pada gas elpiji," kata seorang pakar energi dari Universitas Indonesia.

Beberapa daerah telah mulai menggelar operasi pasar untuk menekan lonjakan harga dan memastikan masyarakat tetap mendapatkan akses ke gas elpiji bersubsidi. Pemerintah daerah pun diminta untuk lebih aktif dalam melakukan inspeksi terhadap pangkalan dan agen agar distribusi berjalan dengan lebih merata.

Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak melakukan pembelian dalam jumlah besar yang dapat memperparah kelangkaan. Selain itu, pemerintah juga berencana meningkatkan pasokan secara bertahap guna menstabilkan situasi dalam beberapa minggu ke depan.

Sebagai langkah jangka panjang, pemerintah tengah mengkaji kebijakan baru terkait subsidi elpiji 3 kg agar lebih tepat sasaran. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah digitalisasi distribusi dengan sistem pencatatan berbasis teknologi agar penyaluran gas lebih transparan dan tidak disalahgunakan. Jika sistem ini diterapkan, diharapkan kelangkaan akibat penimbunan dapat diminimalisir dan harga tetap stabil bagi masyarakat yang membutuhkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun