Seminggu ini dunia pendidikan Indonesia diramaikan dengan berita mengenai joki karya ilmiah. Sebagian besar kalangan menyalahkan dan memberi penilaian negatif atas kasus kasus tersebut, tanpa mau melihat atau meneliti atau memang tidak mau tahu mengapa permasalahan tersebut muncul? Melihat asap tanpa melihat api, dan menilai dampak/akibat tanpa ingin mengetahui sebab.
Permintaan menjelaskan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Dalam ilmu ekonomi, istilah permintaan mempunyai arti tertentu, yaitu selalu menunjukan pada suatu hubungan tertentu antara jumlah suatu barang yang mau dibeli orang dan harga tersebut. Permintaan dalam ekonomi adalah kombinasi harga dan jumlah suatu barang yang ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga suatu periode tertentu. Permintaan suatu barang sangat dipengaruhi oleh pendapatan dan harga barang tersebut.
Sedangkan penawaran adalah hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan. Penawaran menunjukan seberapa banyak produsen suatu barang mau dan mampu menawarkan perperiode pada berbagai kemungkinan tingkat harga. Permintaan terhadap suatu barang oleh seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya: (1) harga barang itu sendiri; (2) pendapatan; (3) intensitas kebutuhan; Â (4) distribusi pendapatan; dan (5) selera.
Permintaan akan kebutuhan karya ilmiah dalam memenuhi beban kerja dosen (BKD) maupun pemenuhan jabatan fungsional (jabfung) pada setiap semesternya terus mengalami peningkatan. Para dosen yang tak memiliki banyak waktu luang dalam penelitian maupun pengabdian, sementara harus memenuhi tuntutan lembaga/kampus untuk menghasilkan karya ilmiah sebagai salah satu bentuk Tri Dharma dan juga indikator penilaian dalam BKD dan Jabfung dosen. Apalagi dengan adanya persyaratan artikel harus terbit pada jurnal terkreditasi maupun indeksasi internasional, tentunya menjadi permasalahan tersendiri bagi dosen dari sisi biaya.
Lembaga/Kampus yang belum sepenuhnya memberikan dukungan finansial dalam menghasilkan karya ilmiah bagi dosennya, turut menambah beban dosen dengan keterbatasan honor mengajar yang diterima pun menjadi salah satu munculnya jasa pembuatan artikel ilmiah dengan biaya yang bervariasi dan bisa berkolaborasi tanpa effort lebih dari sisi waktu.
Harga barang itu sendiri dalam hal ini adalah harga jasa pembuatan dan atau penerbitan artikel ilmiah bervariasi dan banyak ditawarkan secara terbuka dan banyak beredar di media sosial yang merupakan media promosi terbuka dan gratis dalam menawarkan berbagai macam jasa, mulai dari jasa pembuatan buku, jasa pembuatan artikel ilmiah, sampai dengan jasa pembuatan tugas akhir, semuanya dapat kita jumpai penawaran terbuka tersebut.
Pendapatan dosen yang bervariatif dengan banyaknya beban kerja dalam pemenuhan tugas profesionalnya sebagai seorang dosen, baik pemenuhan BKD dan Jabfung, tentu akan memilih harga yang disesuaikan dengan pendapatannya. Bukan karena tidak mau atau tidak mampu menulis, saya yakin seorang dosen akan bisa menulis, hanya masalah waktu untuk melakukan penelitian dan pengabdian yang kadang para dosen tidak memiliki keluangan waktu.
Intensitas kebutuhan dosen pada setiap semester dalam memenuhi BKD makin meningkat sesuai dengan tingkatan jabatan fungsional seorang dosen, makin tinggi jabatan fungsional seorang dosen, maka tuntutan akan jurnal yang berkualitas terakreditasi dan indeksasi internasional menjadi beban tersendiri bagi seorang dosen. Belum lagi akreditasi, baik institusi maupun fakultas, pasti membutuhkan publikasi artikel dari dosennya.
Distribusi pendapatan dalam hal ini adalah pendapatan angka kredit dosen. Saat ini salah satu penilaian akreditasi institusi dan fakultas adalah kolaborasi riset atau kolaborasi dalam menghasilkan artikel ilmiah. Bagi dosen yang memiliki keterbatasan waktu dan biaya, akan melakukan kolaborasi riset untuk menghasilkan karya ilmiah.
Selera ini sesuai kebutuhan dam memenuhi indikator dalam BKD dan Jabfung, apakah cukup dengan jurnal nasional non-akreditasi, atau jurnal nasional terakreditasi sampai jurnal internasional terindeks
Faktor-faktor tersebut yang menjadi pemicu maraknya jasa penulisan artikel ilmiah (pihak tertentu menyebutnya sebagai Joki). Tentu kita sebagai pendidik, sebagai lembaga pendidikan, sebagai bangsa dan negara harus mencari solusi bijak atas permasalahan tersebut. Jangan hanya pandai menyalahkan atas situasi tersebut tanpa memberikan solusi bijak atas situasi tersebut. Apalagi yang memunculkan atau menghembuskan isu tersebut adalah pelaku atau pihak yang kalah dalam persaingan permintaan dan penawaran.