Skuad tim nasional Indonesia pada ajang Piala AFF 2020 banyak dihuni oleh para pemain muda. Dengan rata-rata usia 23 tahun, tim Garuda muda menjadi salah satu tim termuda yang tampil dengan kolaborasi dengan beberapa pemain senior.
Sempat diremehkan, mereka bisa melenggang sampai partai puncak. Keikutsertaan diajang bergengsi ini tentu akan menjadi pengalaman besar bagi mereka dan menambah jam terbang di level internasional.
Dari berbagai nama yang menonjol tersebut, ada dua yang menarik perhatian saya. Kedua pemain tersebut ialah Alfeandra Dewangga dan Pratama Arhan. Keduanya menjadi pemain andalan Shin Tae-yong dan tidak tergantikan selama gelaran Piala AFF kemarin.
Ada beberapa kesamaan dari mereka. Dewa dan Arhan sama-sama merupakan pemain muda yang dimiliki PSIS Semarang. Walaupun masih berusia muda. Keduanya sudah menjadi andalan tim berjuluk Mahesa Jenar tersebut. Posisi mereka juga sebagai pemain bertahan.
Kehilangan Dewa dan Arhan ternyata sangat berpengaruh bagi PSIS terbukti saat liga masih berjalan dibawal dan keduanya belum dipanggil timnas, PSIS bisa bercokol di papan atas bahkan sempat menjadi pemuncak klasemen.
Namun setelah keduanya mendapat panggilan tim nasional dan menjalani training center, entah kebetulan atau tidak klub ibukota Jawa tengah tersebut menjadi kelimpungan. Performa saat ini melorot tajam dan pada pertandingan terakhir kemarin juga takluk dari Persija Jakarta.
Pratama Arhan Alif Rifai mencuat bersama PSIS Semarang musim ini. Bek kiri ini menjadi bagian dari PSIS junior pada tahun 2018 setelah sebelumnya belajar di SSB Terang Bangsa Semarang. 2020 ia dipromosikan di tim senior dan debut di Piala Menpora 2021.
Di turnamen inilah namanya mulai mencuat. Arhan tampil penuh dan mencetak dua gol. Bahkan ia diganjar penghargaan Pemain Muda Terbaik waktu itu. Setelah itu, posisi bek kiri PSIS menjadi miliknya dan tampil konsisten selama berseragam biru tersebut.
Arhan dikenal sebagai wing back yang aktif membantu serangan, rajin menyisir di sisi lapangan, mempunyai kaki kiri yang mematikan dan juga menjadi eksekutor bola-bola mati. Ia dikenal punya ciri khas lemparan ke dalam yang sangat jauh.Â
Ini menjadi senjata andalannya yang mematikan. Ia pernah mencetak assist lewat lemparan ke dalam saat timnas U-19 Indonesia melawan Qatar. Lemparannya saat itu sejauh 38 meter yang melesak dekat gawang dan disambut sundulan Saddam Gafar menjadi sebuah gol.