generasi muda diharapkan dapat membawa inovasi serta ide-ide cemerlang, terutama di sektor industri kreatif.
Semarang - Generasi muda Indonesia memiliki peran strategis dalam mendorong pembangunan berkelanjutan. Dengan jumlah penduduk usia muda mencapai 63,98 juta jiwa atau sekitar 23,3% dari total populasi, menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2024). Potensi demografis ini menjadi kekuatan besar bagi pembangunan nasional. Di era digital yang terus berkembang,Industri kreatif merupakan bidang yang berfokus pada kreasi dan inovasi, memanfaatkan kekayaan budaya dan tradisi Indonesia sebagai latar belakang kreativitas. "Indonesia memiliki warisan budaya yang melimpah. Ini adalah sumber daya besar yang dapat menjadi landasan bagi generasi muda untuk menciptakan produk-produk inovatif yang berdaya saing global," ujar seorang analis dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin, 2018).
Namun, masih ada tantangan besar yang dihadapi oleh pelaku industri kreatif muda, terutama dalam pengelolaan keuangan. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia hanya mencapai 65,43%. "Rendahnya literasi keuangan ini mempengaruhi kemampuan generasi muda untuk mengelola sumber daya mereka secara efektif," ungkap laporan tersebut.
Teknologi Keuangan Memberi Solusi
Kemajuan teknologi keuangan menjadi angin segar bagi pelaku industri kreatif. Berbagai platform seperti e-wallet, layanan investasi digital, dan crowdfunding mempermudah pengelolaan keuangan, terutama untuk generasi muda yang akrab dengan  dunia teknologi.
"Dengan menggunakan platform seperti e-wallet dan crowdfunding, pengelolaan #UangKita menjadi lebih transparan dan efisien," kata Sholeha dan Kharisma (2024). Selain itu, teknologi blockchain juga memberikan kontribusi besar. Blockchain memungkinkan transaksi yang aman, transparan, dan terdesentralisasi, sehingga meminimalkan risiko penipuan.
Tokenisasi aset kreatif adalah salah satu inovasi yang muncul dari teknologi blockchain. Inovasi ini memungkinkan generasi muda untuk berinvestasi di sektor kreatif tanpa batasan geografis. "Setiap transaksi yang dilakukan melalui blockchain tercatat secara permanen dan tidak dapat diubah, sehingga meningkatkan kepercayaan. " penelitian yang dilakukan oleh ismanto et al. (2019).
Dalam konteks crowdfunding, teknologi ini memungkinkan pengumpulan dana yang lebih akuntabel. Dengan blockchain, pelaku usaha kreatif dapat menghadirkan transparansi dan meminimalkan risiko penipuan dalam pengelolaan modal.
Komunita sebagai Kunci Kolaborasi
Selain teknologi, "komunita" juga memainkan peran penting dalam mendukung literasi keuangan dan pertumbuhan usaha kreatif. Komunitas ini menjadi wadah bagi pelaku usaha muda untuk saling berbagi pengalaman dan strategi pengelolaan keuangan.
"Melalui komunita, pelaku usaha muda dapat mengatasi keterbatasan modal dan persaingan pasar yang ketat. Mereka juga dapat saling mendukung dalam mengembangkan kreativitas mereka," jelas Riyanti dan Nisa (2024).