Cuaca ibukota tidak menentu akhir-akhir ini. Pada hari tertentu, bisa terjadi hujan dan esoknya cuaca sangat panas. Kata ahli cuaca, hal itu disebabkan oleh menipisnya ozon di langit akibat banyaknya rumah kaca di ibukota.
Pada suatu hari kerja, ibukota di guyur hujan yang sangat deras dengan curah hujan yang sangat tinggi. Akibatnya, terjadi genangan air di jalan-jalan protokol akibat saluran air (drainase) yang tidak berfungsi. Kemacetan total terjadi di jalan-jalan ibukota yang ditandai dengan tidak bergeraknya kendaraan di jalanan.
Di tengah hujan deras, seorang wartawan media televisi berusaha mencari berita kepada seseorang yang berwenang dalam mengatasi masalah banjir di ibukota. Akhirnya, dengan susah payah dan memakan waktu yang lama, Ia bertemu dengan pejabat yang berwenang.
Wartawan pun langsung bertanya, “Mengapa Bapak tidak memperbaiki drainase yang tidak berfungsi? Hingga ibukota mengalami kebanjiran dan kemacetan yang sangat parah?”
“Bagaimana kami akan memperbaiki drainase, hujannya deras seperti ini?’ sahut pejabat dengan tenang dan tersenyum.
“Mengapa Bapak tidak perbaiki di waktu kemarin ketika tidak ada hujan?” balas wartawan cepat tak kalah pintarnya.
“Soalnya, kalau tak ada hujan, ibukota tidak banjir. Jadi, kami tidak tahu, mana drainase yang tidak berfungsi”, kelit pejabat dengan tenang dan pergi ngeloyor akan rapat.
Begitulah para pejabat/kita, masih berpikir untuk beraksi setelah ada peristiwa yang memilukan telah terjadi. Hal itu, dapat dilihat pada moda transportasi di mana ketika kecelakaan telah terjadi para pejabat baru beraksi. Bukan, bagaimana cara mengantisipasi masalah yang akan terjadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI