Mustafa Kemal Ataturk, sosok yang dikenal sebagai bapak bangsa turki. Yang mengubah negeri dua benua ke arah yang lebih modern. Dalam catatan sejarah, Ataturk merupakan sosok yang cukup kontroversial.
Di satu sisi, ia dipandang telah memberikan perubahan besar untuk negeri penghasil tulip, namun di sisi lain dikenal sebagai musuh islam. Merupakan seorang cerdas yang mempunyai keunikan berfikir yang membuat sebagian orang bingung dan takjub kepadanya.
Banyak asumsi yang mengatakan bahwa anak dari Zubeyde Hanim ini tak diterima oleh masyarakat Turki, namun kenyataan di lapangan jauh berbeda. Foto-fotonya berada dimana-mana hingga ada peringatan kematiannya yang dikenal dengan Ataturk' Anma Gunu
Sosok dan karir militer sang bapak bangsa
Lahir di kota Selanik (Thessaloniki), Yunani pada 19 Mei 1881. Ia hanya memiliki nama asli Mustafa. Hal ini berkaitan dengan kebudayaan Utsmaniyah yang hanya menamai anak dengan satu kata.
Ia dibesarkan sendiri oleh Zubeyde Hanim setelah ayahnya, Ali Riza Efendi yang bekerja sebagai pegawai bea cukai yang wafat ketika Mustafa berusia 7 tahun. Dalam sejarah, gelar Efendi dan Hanim baru didapatkan orangtuanya ketika Ataturk menjabat sebagai presiden republik Turki.
Sedari kecil Ia adalah sosok yang cerdas. Hal ini dibuktikan ketika ia duduk di kelas 4 sekolah dasar dan berhasil meraih nilai sempurna yang mana jarang sekali didapatkan oleh siswa pada umumnya. Pendidikan militernya dimulai pada sekolah menengah di sekolah militer Selanik dan Manastir (Bitola), keduanya merupakan pusat nasionalisme Yunani yang anti-Turki.
Guru matematikanya menjulukinya Kemal yang artinya kesempurnaan karena kecerdasannya yang seakan tak memiliki cacat. Ia lulus pada tahun 1905 dengan pangkat letnan yang langsung dikirim untuk bertugas di Damaskus.
Di Damaskus ia langsung bergabung dengan kelompok rahasia Vatan ve Hurriyet (Tanah Air dan Kebebasan) yang menjadi penentang aktif Kesultanan Utsmaniyah. Dua tahun kemudian ia kembali ke Selanik dan bergabung dengan kelompok Jon Turkler (Gerakan Turki Muda).
Ia mempunyai prestasi yang gemilang pada militer sehingga pada tahun 1908 ia telah menjadi tokoh sentral yang menggulingkan Sultan Abdulhamid II. Karier militernya terus naik hingga ia menjadi komandan pada pertempuran Galipoli di tahun 1915. Dimana Utsmani berada di blok sentral bersama Jerman melawan sekutu yaitu Inggris dan Prancis.
Karena keberhasilannya mencegah sekutu mengambil kekuasaan Utsmani di Istanbul melalui Semenanjung Galipoli, ia berhasil meraih gelar kehormatan yaitu Gazi (gelar untuk pahlawan yang berhasil memenangkan perang) dan Pasha (gelar kehormatan negarawan Utsmani).
