Infrastruktur Modern merupakan sebuah inovasi terbarukan dari material-material konstruksi yang digunakan dalam pembangunan infrastuktur modern seperti saat ini.Dalam pembangunan infrastruktur modern ini juga merujuk pada penerapan teknologi canggih dan pengelolaan struktur fisik dan sistem yang dapat mendukung kesejahteraan masyarakat.
Kenapa kita harus menggunakan infrastruktur modern dalam pembangunan Jalan Aspal Penyerap Air ini,karena dalam pembangunan Jalan aspal lebih merujuk ke sebuah inovasi terbarukan yang dimana dalam pembangunannya sangat jauh berbeda dengan teknologi terdahulu pada jalan aspal konvensional.
Pada dasarnya aspal konvensional terbuat dari aspal yang kedap air,disini pada pembangunan infrastruktur modern tidak lagi menggunakan aspal konvensional  dikarenakan untuk mengatasi permasalahan banjir yang terjadi di banyak wilayah negara indonesia dengan mengganti aspal konvensional ke infrastruktur jalan modern yaitu jalan aspal penyerap air.
Konsep dari Jalan aspal penyerap air, adalah jenis aspal yang dirancang khusus untuk memungkinkan air hujan meresap ke dalam lapisan di bawahnya. Berbeda dengan aspal konvensional yang kedap air, jalan ini memiliki struktur poros yang berongga, sehingga dapat mengurangi genangan dan meningkatkan pengelolaan air hujan di area tersebut.
Untuk karakteristik material yang digunakan dalam pembuatan jalan aspal penyerap air biasanya terdiri dari agregat berukuran lebih besar dan aspal yang lebih sedikit dibandingkan dengan aspal konvensional. Hal ini menciptakan banyak pori-pori di dalam material, memungkinkan air untuk mengalir ke dalamnya dengan cepat. Pori-pori ini juga membantu menampung air yang meresap, sehingga mengurangi aliran air yang melimpah.
Mekanisme kerja jalan aspal penyerap air melibatkan beberapa tahap penting: (Infiltrasi)Â Saat hujan, air akan jatuh di permukaan jalan aspal. Karena struktur poros, sebagian besar air akan segera meresap ke dalam material.(Perkolasi)Â Setelah infiltrasi, air akan bergerak ke bawah melalui lapisan agregat yang berada di bawah aspal. Lapisan ini dirancang untuk menyimpan dan mengelola air yang masuk.(Reservoir Air)Â Dalam beberapa desain, ada lapisan tambahan yang berfungsi sebagai reservoir, menampung air untuk digunakan kembali atau mengurangi beban pada sistem drainase kota.
Contoh penerapan Jalan aspal penyerap air ini di beberapa negara, seperti Amerika Serikat , jalan aspal penyerap air telah diterapkan di berbagai proyek infrastruktur, termasuk taman, trotoar, dan area parkir. Penggunaan teknologi ini terbukti efektif dalam mengelola limpasan air hujan, menjaga kualitas air, dan memperbaiki keseimbangan ekosistem.
Manfaat jalan aspal penyerap air memiliki berbagai manfaat seperti :Â ( Pengurangan Genangan Air ) Salah satu manfaat utama jalan aspal penyerap air adalah kemampuannya untuk mengurangi genangan air di permukaan jalan. Dengan memungkinkan air meresap ke dalam tanah, risiko banjir yang disebabkan oleh limpasan berkurang secara signifikan. Hal ini sangat penting di daerah perkotaan yang padat, di mana genangan dapat mengganggu lalu lintas dan menyebabkan kerusakan pada infrastruktur.Namun di negara kita saat ini belum menerapkan aspal metode ini.( Pemanfaatan untuk tanah dan area sekitar )Â Dengan meningkatnya infiltrasi air, jalan aspal penyerap air juga berkontribusi terhadap pengisian ulang air tanah. Ini sangat penting di daerah yang mengalami kekeringan atau penurunan muka air tanah. Pengelolaan air yang lebih baik dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan ketersediaan sumber daya air. ( Estetika dan Ruang Terbuka ) Jalan aspal penyerap air juga dapat dihubungkan dengan ruang terbuka hijau, memberikan manfaat estetika dan sosial. Taman dan area rekreasi yang menggunakan teknologi ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, menciptakan ruang publik yang nyaman.
Tantangan dalam Penerapan Jalan Aspal Penyerap Air memiliki beberapa kendala yaitu :Â ( Pemeliharaan ) Meskipun jalan aspal penyerap air menawarkan banyak manfaat, pemeliharaan menjadi tantangan utama. Pori-pori yang ada dalam material dapat tersumbat oleh debu, tanah, atau sampah, yang mengurangi efisiensinya dalam menyerap air. Oleh karena itu, pemeliharaan berkala dan pembersihan secara rutin sangat diperlukan untuk memastikan kinerja optimal jalan ini.Namun biasanya membutuhkan tambahan biaya dalam perawatan ini dan jumlahnya cukup banyak. ( Biaya Pembangunan ) Biaya awal untuk membangun jalan aspal penyerap air cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan jalan aspal konvensional. Meskipun manfaat jangka panjang seperti pengurangan risiko banjir dan biaya pemeliharaan saluran drainase dapat mengimbangi biaya ini, investasi awal tetap menjadi pertimbangan penting bagi banyak pengembang dan pemerintah. ( Kesesuaian dengan Iklim Lokal ) Kesesuaian jalan aspal penyerap air dengan iklim lokal juga perlu dipertimbangkan. Di daerah dengan curah hujan yang sangat tinggi, desain dan material harus disesuaikan untuk memastikan bahwa sistem dapat menangani volume air yang besar. Oleh karena itu, analisis risiko dan perencanaan yang cermat sangat diperlukan sebelum penerapan. ( Ketersediaan Material ) Ketersediaan material berkualitas untuk pembuatan jalan aspal penyerap air dapat menjadi tantangan di beberapa daerah. Proses pengadaan dan pengolahan agregat yang tepat sangat penting untuk memastikan kualitas dan daya tahan jalan.
Penerapan jalan aspal untuk negara indonesia guna untuk mengurangi angka intensitas banjir di perkotaan yang sering mengalami banjir disaat musim penghujan tiba yaitu menggunakan infrastruktur modern jalan aspal penyerap air ini,sehingga perkotaan yang padat dengan penduduk dan juga sering terjadi banjir dapat teratasi masalahnya dengan menggunakan metode aspal penyerap air ini,sehingga untuk memudahkan dan mensejahterakan masyarakat dapat terjadi dengan mudah.
Namun di Negara Indonesia jika menerapkan aspal ini memiliki berbagai kendala yang dialami jika sedang dilakukan pembuatan Jalan Aspal ini,seperti contoh jika sedang ada proyek pekerjaan jalan di perkotaan pastinya terjadi kemacetan yang panjang dan juga masyarakatnya juga terkadang jalan yang belum padat sudah langsung dilewati,itu menyebabkan rusaknya struktur jalan dan dapat mengakibatkan kerusakan yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H