Surabaya - Dewasa ini industri pangan olahan beras ketan atau brem makin banyak digemari oleh masyarakat, sehingga permintaan konsumen semakin tinggi dan jumlah prouksi yang harus dibuat semakin banyak.
Disamping itu ada kendala yang dialami oleh home industry penghasil brem dalam proses pengolahannya, salah satu yang menjadi prioritas adalah proses pengeringan yang memakan waktu sekurang-kurangnya 20 jam dalam sekali pengolahan.
Hal ini menyebabkan UKM brem di daerah sekitar Madiun tidak dapat memproduksi brem sesuai dengan permintaan pasar. Oleh karena itu, Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya membuat Inovasi yaitu Mesin Pengering Brem Semi Otomatis Dilengkapi Electrical Control Unit.
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang memiliki gagasan tersebut ialah Rennyta Putri Widyanika, Shofiyyatuzzarah Isma Nabila, Alrafli Rizky Putra Henryansyah, Achmad Hanid Syarifudin, Risqi Arief Rachmad, Olivian Yundia Pratama dengan Dosen Pembimbing Dr. Any Sutiadingsih, M.Si.
Mesin ini dibuat dalam rangka keikutsertaan mahasiswa UNESA dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di bidang teknologi yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Selain itu untuk mengaplikasikan ilmu teknologi yang telah dipelajari kepada masyarakat luas
Mesin yang diberi nama Mesin Pengering Brem Semi Otomatis ini dapat menghemat daya dibandingkan dengan Mesin Food Dehydrator FD 30, karena mesin ini menggunakan sistem hybrid energy yaitu memanfaatkan panas dari sinar matahari. Dilengkapi heat exchanger agar udara panas dapat bersirkulasi dan kembali ke blower dan dilengkapi dengan Electrical Control Unit (ECU) digunakan untuk perubahan suhu, menjadikan mesin ini lebih efisien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H