Mohon tunggu...
Mohamad Rizal Triansah
Mohamad Rizal Triansah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Halo saya mahasiswa pendidikan ilmu pengetahuan sosial di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Psikologi : konsep diri positif dan negatif dalam perspektif teori hurlock terhadap perkembangan siswa/i di sekolah

23 Desember 2024   13:56 Diperbarui: 23 Desember 2024   13:56 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Responden : Siswi MAS AL HIDAYAH RAWADENOK DEPOK 

Pendidikan adalah fondasi penting dalam membentuk kepribadian dan karakter individu. Salah satu aspek yang sering diabaikan dalam dunia pendidikan adalah konsep diri siswa. Konsep diri merupakan bagian integral dari perkembangan individu, terutama pada masa remaja. Menurut Elizabeth B. Hurlock, seorang psikolog terkemuka, menyoroti pentingnya konsep diri dalam membentuk identitas dan perilaku siswa. Hurlock mendefinisikan konsep diri sebagai gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri atau hasil dari pengalaman hidup individu yang dipengaruhi oleh interaksi sosial, lingkungan, dan persepsi diri. Hurlock menekankan bahwa konsep diri sangat penting karena mempengaruhi perilaku, keputusan, serta cara individu beradaptasi dengan lingkungannya. Atwater yang dikutip Brendt (1997) mengemukakan bahwa konsep diri adalah seluruh pengetahuan tentang diri sendiri, yang terdiri dari semua pandangan, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang dihubungkan dengan diri sendiri baik sebagai subjek maupun sebagai objek.

Seorang anak mulai belajar berpikir dan merasakan dirinya seperti apa yang telah ditentukan oleh orang lain dalam lingkungannya. Misalnya melalui orangtuanya, guru, atau teman-temannya. Konsep diri terbentuk melalui reaksi yang datang dari orang–orang yang dekat atau berarti bagi individu. ara seseorang meningkatkan konsep dirinya adalah dengan cara mengarahkan tingkah lakunya sedemikian rupa sehingga menimbulkan reaksi yang positif dari orang–orang yang dekat dengan individu itu. Konsep diri ini mencakup berbagai aspek, mulai dari fisik, intelektual, sosial, hingga emosional. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai artikel ini, telah dilaksanakan wawancara dengan anak MAS AL HIDAYAH RAWADENOK DEPOK, yaitu bernama Intan kelas 12 Jurusan IPS. Hasil dari wawancara yang dilakukan terhadap para responden tersebut akan disajikan di bawah ini. Informasi yang diperoleh dari mereka diharapkan dapat memberikan perspektif yang lebih luas dan mendukung analisis yang terdapat dalam artikel ini.

Konsep Diri Positif

Konsep diri positif adalah pandangan yang baik tentang diri sendiri yang dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi. Dalam wawancara, beberapa pertanyaan diajukan untuk memahami bagaimana siswa merespons kegagalan dan tantangan.

  • Respon terhadap Kegagalan, Menurut intan menjelaskan, “ ketika saya mengalami sebuah kegagalan saya berusaha menghadapi sesuatu selalu melihat ke belakang ( Flashback) diliat dari kesalahan dan dari kesalahan tersebut di perbaiki atau merubah dan di jadikan evaluasi sendiri untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Contohnya dalam hal Ketika saya gagal dalam ujian, saya berusaha untuk melihatnya sebagai kesempatan belajar. Saya percaya bahwa setiap kesalahan mengajarkan saya sesuatu yang baru.” Hal ini menunjukkan bahwa Aina memiliki sikap positif dalam menghadapi kegagalan, yang sejalan dengan teori Hurlock bahwa pengalaman belajar dapat membentuk konsep diri yang kuat.
  • Rasa Diterima dan Dihargai, Dalam hal penerimaan sosial, banyak siswi merasa dihargai oleh teman-teman dan guru mereka salah satunya intan yang merasakan hal tersebut. “ Untuk sekarang saya di terima dan dihargai oleh orang-orang di sekitar baik di lingkungan sekolah maupun dirumah, contohnya waktu di sd merasa dalam hal pertemanan waktu itu jarang diterima oleh orang-orang di sekitar dan waktu di sma sudah merasa diterima dan cocok dalam hal pertemanan. Saya merasa diterima di lingkungan kelas. Ketika ada teman yang membutuhkan bantuan, saya selalu siap membantu, dan itu membuat saya merasa dihargai,” kata Intan. Penghargaan dari lingkungan sosial ini sangat penting untuk membangun konsep diri positif.
  • Kontrol atas Kehidupan, Ketika ditanya tentang kendali atas hidup, banyak siswi mengungkapkan keyakinan untuk membuat keputusan. “ Bisa, sesuai keputusan misal aku sekarang di kelas 12 sudah menentukan setelah lulus ini mau kemana, untuk sekarang milih kerja karena ingin membantu finansial keluarga kalau sudah merasa cukup baru lanjut kuliah “. Ungkap Intan. Sikap ini menunjukkan bahwa mereka memiliki rasa tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil.
  • Optimisme dalam Kehidupan Sehari-hari, Optimisme juga muncul dalam jawaban dari intan “ Menurut saya dengan mengganti pikiran negatif dengan afirmasi positif. Misalnya, dari pada berkata, "Aku pasti gagal," ubah menjadi kata, "Aku pasti bisa yang terbaik dan belajar dari hasilnya." Contohnya saat menghadapi ujian sekolah, saat ada tugas kelompok, saya berusaha untuk mewujudkan pengalaman yang menyenangkan. Sikap optimis ini penting dalam mengatasi stres dan tantangan sehari-hari.
  • Kenyamanan dengan Kehidupan Sekarang, Sebagian besar siswi maupun siswa merasa nyaman dengan kehidupan mereka saat ini, meskipun ada sebuah tantangan “ Menurut saya nyaman, karena merasa lebih baik dari sebelumnya contohnya dulu belum bisa untuk ngobrol dengan orang lain, berbaur dengan orang lain, masih merasa introvert dengan pas masuk SMA merasa sudah berubah menjadi lebih ekstrovert dan lebih percaya diri dan Saya menikmati waktu saya di sekolah dan bersyukur atas pengalaman yang saya dapat “ Ungkap Intan. Rasa nyaman ini berkontribusi pada pengembangan konsep diri yang positif.

Konsep Diri Negatif

Di sisi lain, konsep diri negatif dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional siswa. Melalui pertanyaan yang diajukan, siswi ini mengungkapkan pengalaman mereka.

  • Rasa Tidak Dihargai, Menurut Intan Pernah mengalami Rasa Tidak Dihargai, misal disaat saya lagi mengobrol dengan orang lain tapi orang tersebut lebih fokus terhadap Handphone sendiri, dan kadang saat presentasi orang-orang jarang mendengarkan presentasi saya dan lebih fokus untuk mengobrol dengan teman sebangku nya”. Rasa tidak puas ini dapat menurunkan motivasi dan kepercayaan diri.
  • Ketidakpercayaan Diri, Situasi yang menimbulkan ketidakpercayaan diri juga sering muncul. “ Saat presentasi di depan kelas, saya sering merasa sangat gugup. penyebabnya Kurangnya pengalaman atau ketakutan akan penilaian dari orang lain. Selain itu, saat menghadapi ujian sekolah penyebabnya Ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri dalam hal mendapatkan nilai terbaik. Ketidakpercayaan diri ini bisa menjadi penghalang bagi siswi tersebut untuk mengekspresikan diri. “.
  • Kurangnya Penghargaan dan Pujian, Intan merasa tidak mengalami Kurangnya Penghargaan dan Pujian terhadap atas prestasinya, karena dulu jarang mendapatkan sebuah prestasi tapi setelah mendapatkan prestasi saya selalu mendapatkan pujian atau hadiah baik dari orang tua, teman dan lain-lain “.
  • Perasaan terhadap Kritik, “ Perasaan saya Marah atau Kesal jika mengkritik tanpa memahami situasi atau alasan di balik tindakan kita ( kritik dianggap tidak adil atau terlalu kasar ), saya merasa sedih atau kecewa jika kita merasa usaha yang dilakukan tidak dihargai atau merasa gagal memenuhi ekspektasi orang lain “. Ungkap Intan. Pengalaman ini negatif dapat melemahkan konsep diri dan mengurangi motivasi belajar.
  • Kontrol dari Keluarga, Menurut intan sendiri, saya menjalani hidup sesuai kemauan saya sendiri , untuk pengontrolan secara ketat dari keluarga menurut saya tidak karena keluarga saya prinsipnya sesuai yang saya suka dan merasa hal yang baik tapi masih bimbingan dari keluarga yang sangat berhati-hati dalam lingkungan dan dalam hal pertemanan “.

Kesimpulan

Jadi dapat disimpulan melalui wawancara ini, bahwa kita dapat melihat bagaimana konsep diri positif dan negatif satu sama lain dalam kehidupan siswi tersebut. Konsep diri merupakan aset berharga yang perlu dirawat dan dikembangkan sejak dini. Membangun konsep diri yang positif sangat penting bagi perkembangan mereka, sementara pengalaman negatif harus diatasi untuk mencegah dampak buruk pada kesehatan mental. Sebagai pendidik dan orang tua, menciptakan lingkungan yang mendukung dan menghargai setiap individu adalah langkah kunci dalam mendukung perkembangan siswa di sekolah. Dengan memahami dan menerapkan teori Hurlock, kita dapat membantu siswa mencapai. Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan konsep diri, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang percaya diri, mandiri, dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun