20 Oktober nanti Presiden dan Wakil Presiden baru Indonesia untuk periode 2014-2019 akan dilantik. Bersama kabinet yang dibentuknya Presiden dan Wakil Presiden dihadapkan pada tantangan besar untuk memastikan negara Indonesia memiliki ketahanan pangan dan energi yang baik. Pemerintah yang baru dituntut untuk membuat terobosan kebijakan yang berkaitan dengan pangan dan energi agar ketersediaan pangan dan energi bagi seluruh rakyat Indonesia tetap terjaga.
Namun ada satu hal yang lebih penting untuk diperhatikan dalam upaya menjaga ketahanan pangan dan energi, yaitu budaya hemat yang harus digalakkan masyarakat. Bukan rahasia lagi kalau masyarakat Indonesia terkenal dengan sifat borosnya. Contoh sederhananya lihat saja ketika dalam sebuah acara yang menghidangkan snack box. Jarang sekali ada orang yang menghabiskan semua hidangan dalam box tersebut. Berapa banyak air minum dan makanan yang dibiarkan begitu saja tersisa. Seakan kita lupa bahwa setiap tetes air minum di masa depan nanti akan sangat berharga sekali. Bahkan yayasan pendidikan terkenal dari Korea Selatan yaitu Canaan Farmer’s Institute memaparkan bahwa jika 250 juta orang Indonesia menyisakan satu butir nasi dalam satu kali makan, kemudian satu butir nasi tersebut digabungkan semuanya akan dapat memberi makan 40.000 orang yang kelaparan di belahan dunia Afrika.
Sifat boros masyarakat Indonesia dalam menggunakan energi diamini oleh Ketua Pengkajian Energi Universitas Indonesia Iwa Garniwa. Menurutnya masyarakat Indonesia masih merasa Indonesia kaya akan minyak, sehingga mereka menggunakan energi dengan boros. (okezone.com, 31/5/2014).
Kita semua mestinya harus mulai sadar bahwa upaya untuk menjaga ketahanan pangan dan energi negara Indonesia bukan hanya melulu soal strategi pemerintah dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan hasil energi, tetapi juga ada kesadaran dan kemauan dari seluruh rakyat Indonesia untuk berperan serta dengan melakukan pola hidup hemat. Karena sebagus apa pun kebijakan pemerintah dalam pengelolaan energi dan pangan, jika pola hidup masyarakat Indonesia masih sama seperti sekarang akan sangat mungkin kita terancam mengalami krisis pangan dan energi.
Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam membudayakan hemat penggunaan pangan dan energi. Dalam hal pangan kita mulai membiasakan diri untuk sekali dalam seminggu tidak memakan nasi. Sebagai gantinya kita bisa memakan umbi-umbian yang juga memiliki kandungan karbohidrat. Sedangkan dalam hal energi kita bisa mulai membiasakan diri untuk menggunakan air secara bijak, mematikan lampu ketika tidak digunakan dan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
Sekecil apapun upaya penghematan yang kita lakukan sangatlah bermakna dalam rangka upaya menjaga ketahanan pangan dan energi Indonesia. Dan itu tidaklah sulit. Sesuai kata pepatah, kita membentuk kebiasaan dan kebiasaan akan membentuk kita. Jika sudah dibiasakan maka selanjutnya akan menjadi karakter kita. Mari masyarakat Indonesia kita membiasakan penggunaan pangan dan energi secara hemat agar bisa menjadi bangsa yang hebat. Indonesia hemat, Indonesia hebat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H