Sudah 19 tahun masyarakat Bandung khususnya dan masyarakat Jawa Barat pada umumnya, menanti tim sepakbola idamannya yakni Persib Bandung meraih prestasi tertinggi di kancah persepakbolaan nasional. Apalagi sejak format Liga Super Indonesia diberlakukan Persib belum sekalipun merasakan menjadi juara.
Ya, di tahun 1995 yang lalu kali terakhir Persib meraih predikat juara di kompetisi Liga Indonesia. Di tahun-tahun berikutnya Persib tidak pernah lagi meraih capaian prestasi maksimal. Bongkar pasang pelatih dan pemain selalu dilakukan tetapi tidak pernah bisa membuahkan hasil yang memuaskan. Bahkan di tahun 2003 Persib nyaris terdegradasi. Beruntung di beberapa pertandingan terakhir yang menentukan Maung Bandung mampu bangkit dan lolos dari “lubang jarum”.
Namun asa untuk mengakhiri penantian akan prestasi juara selama 19 tahun tersebut kini berpeluang besar diwujudkan. Di Liga Super Indonesia musim 2014 ini Persib sudah memastikan diri lolos ke babak final setelah menyisihkan pesaing-pesaing beratnya. Di babak final yang akan digelar hari ini di Stadion Jakabaring, Palembang, Persib akan menantang tim kuat pemilik 3 mahkota juara LSI, Persipura Jayapura.
Mengulang Sejarah
Saat Persib menjuarai Liga Indonesia 1994/1995 Djadjang Nurjaman (pelatih Persib saat ini) menjabat sebagai asisten pelatih mendampingi pelatih kepala Indra Tohir. Kini Djanur –begitu ia akrab disapa—diharapkan mampu mengulang sejarah yang pernah ia torehkan semasa menjadi asisten pelatih Persib dulu. Tangan dinginnya diharapkan kembali bertuah dengan membawa skuad Persib menaklukan tim tangguh Persipura Jayapura di laga final LSI 2014 untuk kembali merengkuh gelar juara.
Kans Djanur untuk mengulang sejarah dengan membawa Persib menjadi yang terbaik di persepakbolaa Indonesia sangat besar. Apalagi jika menilik performa impresif Persib musim ini. Grafik permainan Persib memang meningkat dibandingkan dengan kompetisi LSI musim kemarin. Di musim lalu Djanur hanya mampu membawa Persib duduk di peringkat ke-4 klasemen dengan presentase kemenangan 52,94 % dari total 34 pertandingan. Sementara musim ini dari total 27 pertandingan yang sudah dijalani Persib hingga laga semifinal, presentase kemenangan Persib adalah 62,96 %. Catatan kemenangan tersebut juga dilengkapi dengan kemenangan-kemenangan di kandang tim lawan yang sebelumnya hampir mustahil dilakukan.
Selain Djanur sebetulnya ada dua nama offisial tim saat ini yang di tahun 1995 menjadi bagian dari “The Champion Team”. Dua nama tersebut ialah asisten pelatih yakni Asep Somantri dan Anwar Sanusi. Pada tahun 1995 itu Asep Somantri dan Anwar Sanusi merupakan pemain yang mengisi starting line-up ketika di final Persib mengandaskan perlawanan Petrokimia Gresik dengan skor 1-0. Pada waktu itu sebetulnya Persib merupakan tim underdog. Karena dari delapan tim yang lolos ke babak 8 besar hanya Persib tim yang berasal dari kompetisi perserikatan. Tujuh tim lainnya merupakan tim yang berasal dari kompetisi Galatama. Selain itu dilihat dari materi pemain pun sebetulnya Petrokimia lebih mentereng dengan keberadaan nama-nama pemain asing sekaliber Jacksen F Tiago, Carlos de Mello dan Darryl Sinerine. Sedangkan Persib pada saat itu mayoritas hanya diisi materi pemain-pemain lokal asli Jawa Barat. Anwar Sanusi dan Asep Somantri merupakan dua diantaranya. Tetapi berkat kesungguhan dan kesolidan tim Persib mampu menumbangkan Petrokimia untuk merebut gelar juara.
Keberadaan Djanur, Asep Somantri dan Anwar Sanusi sangat diharapkan mampu menularkan kenangan nostalgia juara di tahun 1995 ke dalam skuad Persib Bandung di final nanti. Kenangan notlagia juara itu tentunya harus menjadi kobaran spirit para pemain untuk mengulang sejarah manis berjayanya Persib di kancah persepakbolaan nasional.
Selain inspirasi spirit juara 19 tahun yang lalu, seluruh punggawa tim semestinya juga meresapi spirit yang saat ini tengah digencarkan oleh Wali Kota Bandung bersama seluruh masyarakat kota Bandung, yakni spirit “Bandung Juara”. Spirit kolosal Bandung Juara masyarakat kota Bandung harus menjadi dorongan motivasi lebih bagi seluruh punggawa tim untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya di laga final. Karena seperti lazimnya laga-laga final lainnya, laga final LSI 2014 melawan Persipura kali ini juga pasti akan menjadi laga yang menegangkan. Di sinilah mental akan sangat berpengaruh. Maka dari itulah, mental baja mutlak harus dimiliki seluruh punggawa tim agar bisa bertarung dengan kemampuan terbaik di final nanti.
Jika sejarah manis itu berulang, sudah hampir dipastikan publik Kota Bandung akan menyambut seluruh punggawa tim dengan sambutan luar biasa. Djanur, Asep Somantri dan Anwar Sanusi akan kembali merasakan momen istimewa yang pernah mereka rasakan 19 tahun yang lalu, yakni membawa tim sepakbola kebanggan warga Bandung dan Jawa Barat, Persib Maung Bandung, menjadi kampiun kompetisi Liga Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H