Mohon tunggu...
Mohamad Razif Fatahilah
Mohamad Razif Fatahilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman

Saya memiliki hobi mendengarkan musik dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penggunaan Teknologi Fingerprint Dalam Suatu Bisnis

27 September 2023   04:59 Diperbarui: 27 September 2023   05:10 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggunaan Teknologi Fingerprint Dalam Suatu Bisnis


Di antara beragam tren teknologi yang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan teknologi sidik jari di berbagai bidang bisnis telah menjadi sebuah revolusi yang signifikan. Fingerprint, dengan keunikannya yang sulit untuk dipalsukan, telah mendominasi sebagai alat keamanan dan pengidentifikasian yang handal. Bisnis dari berbagai sektor telah mengadopsi sistem sidik jari ini untuk meningkatkan keamanan akses fisik, mengoptimalkan manajemen kehadiran karyawan, dan bahkan memperkuat perlindungan data bisnis yang sensitif. Teknologi sidik jari tidak hanya memberikan efisiensi dalam berbagai aspek operasional, tetapi juga memberikan jaminan keamanan yang tinggi yang sangat dihargai dalam dunia bisnis yang terus berkembang ini.

Kelebihan dan Kekurangan Fingerprint

Fingerprint memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan dalam konteks bisnis. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
Kelebihan Fingerprint dalam Bisnis:
1. Keamanan Tinggi: Fingerprint adalah salah satu metode biometrik yang paling sulit untuk dipalsukan. Setiap sidik jari unik, sehingga mengurangi risiko akses ilegal.
2. Kemudahan Penggunaan: Penggunaan fingerprint cukup mudah bagi pengguna. Mereka hanya perlu menempelkan jari mereka pada sensor untuk verifikasi.
3. Kecepatan dan Efisiensi: Identifikasi sidik jari dapat dilakukan dalam waktu singkat, sehingga meningkatkan efisiensi dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk masuk atau melakukan transaksi.
4. Tidak Memerlukan Kartu atau Kata Sandi: Tidak memerlukan kartu akses atau kata sandi yang dapat hilang atau dilupakan, sehingga mengurangi risiko kehilangan akses.
5. Audit Trail: Penggunaan fingerprint dapat dicatat dengan baik dalam sistem, menciptakan audit trail yang kuat untuk pelacakan akses dan aktivitas.
Kekurangan Fingerprint dalam Bisnis:
1. Biaya Implementasi Awal: Memasang sistem fingerprint memerlukan investasi awal yang cukup besar untuk pembelian perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai.
2. Kesalahan Identifikasi: Meskipun jarang terjadi, terdapat kemungkinan kesalahan identifikasi sidik jari, terutama jika sidik jari tidak terbaca dengan baik karena kondisi jari yang kotor atau basah.
3. Privasi dan Keamanan Data: Penggunaan sidik jari dalam bisnis memerlukan pengelolaan data biometrik yang cermat dan kebijakan privasi yang kuat untuk melindungi informasi sensitif pelanggan atau karyawan.
4. Ketergantungan pada Teknologi: Kegagalan perangkat keras atau sistem dapat mengakibatkan gangguan serius dalam operasi bisnis jika terlalu banyak bergantung pada teknologi fingerprint.
5. Pendaftaran Awal: Membutuhkan waktu dan upaya untuk mendaftarkan pengguna dengan baik dalam sistem fingerprint, terutama jika bisnis memiliki banyak karyawan atau anggota.
6. Biometrik Tidak Dapat Diubah : Jika sidik jari pengguna terluka atau berubah karena alasan tertentu, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses sistem.
Keputusan untuk menggunakan fingerprint dalam bisnis harus mempertimbangkan sejumlah faktor ini dan memastikan bahwa implementasi dilakukan dengan benar serta sesuai dengan kebutuhan dan tingkat risiko bisnis yang bersangkutan.

Cara Kerja Fingerprint

Cara kerja fingerprint dalam konteks teknologi identifikasi sidik jari adalah sebagai berikut:
1. Pendaftaran Sidik Jari: Pertama-tama, pengguna harus mendaftarkan sidik jari mereka dalam sistem. Ini biasanya dilakukan dengan menggunakan perangkat pemindai sidik jari, seperti sensor di smartphone atau perangkat khusus. Selama pendaftaran, sistem akan mengambil gambar sidik jari dan menyimpannya dalam bentuk data digital.
2. Ekstraksi Ciri-Ciri: Setelah sidik jari terdaftar, sistem akan melakukan ekstraksi ciri-ciri unik dari gambar sidik jari tersebut. Ini melibatkan identifikasi titik-titik referensi, seperti ujung-ujung garis dan simpul-simpul dalam pola sidik jari.
3. Konversi ke Template: Ciri-ciri yang diekstraksi dari sidik jari akan digunakan untuk membuat template sidik jari. Template ini adalah representasi numerik dari sidik jari yang unik dan biasanya berupa serangkaian angka atau karakter.
4. Penyimpanan dan Verifikasi: Template sidik jari disimpan dalam basis data yang aman. Ketika seseorang mencoba untuk mengidentifikasi diri mereka, sistem akan meminta sidik jari baru, mengekstraksi ciri-ciri dari sidik jari tersebut, dan membandingkannya dengan template yang ada dalam basis data. Jika cocok dengan salah satu template, maka identifikasi berhasil.
5. Keamanan: Untuk meningkatkan keamanan, template sidik jari tidak disimpan dalam bentuk asli. Sebaliknya, biasanya hanya representasi hash dari template yang disimpan, sehingga bahaya pencurian sidik jari dapat diminimalkan.
Sistem sidik jari menggunakan matematika dan algoritma khusus untuk membandingkan ciri-ciri sidik jari yang baru dengan template yang ada. Metode ini dikenal sangat andal karena sidik jari setiap individu adalah unik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun