Mohon tunggu...
Mohamad Ramadhan Argakoesoemah
Mohamad Ramadhan Argakoesoemah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen STIE Indonesia Banking School

Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen STIE Indonesia Banking School

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Perbankan dalam Melakukan Opsi Generating New Product

21 Juli 2024   16:02 Diperbarui: 21 Juli 2024   16:07 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam konteks perbankan, generasi produk baru biasanya melibatkan inovasi dan penyesuaian terhadap kebutuhan dan perilaku konsumen yang berubah. Berdasarkan konteks perbankan, tampaknya bank terus melakukan beberapa langkah strategis untuk menyesuaikan diri dengan tren dan kebutuhan baru, yang bisa dikategorikan sebagai generasi produk baru. Dengan menerapkan konsep flexy working dan mengubah fungsi kantor menjadi coworking space, bank dapatmenciptakan 'produk' baru dalam bentuk pengalaman kerja yang berbeda bagi karyawan dan jaringannya. Ini juga mencakup penerapan protokol kesehatan yang ketat, yang menjadi bagian penting dari 'produk' ini di era pasca pandemi.

Persiapan keandalan sistem dan jaringan serta keamanan merupakan bagian dari upaya bank untuk mengubah produk dan proses bisnisnya. Dengan menghadirkan pinjaman digital dan simpanan digital, bank berupaya menciptakan produk baru yang disesuaikan dengan perilaku masyarakat yang semakin bergantung pada teknologi. Komitmen bank untuk menjaga kualitas bisnisnya melalui selective growth juga bisa dianggap sebagai bagian dari generasi produk baru. Dalam hal ini, 'produk' adalah strategi pertumbuhan yang dipilih bank untuk memastikan bahwa mereka tetap menjadi bank yang berharga dan tempat bagi talenta terbaik.

Inisiatif tersebut menawarkan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Inisiatif tersebut juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan harapan nasabah yang selalu berubah mengikuti kondisi. Inisiatif bank tersebut juga memberikan nilai tambah bagi nasabah dan bank itu sendiri. Manajemen dan karyawan bank dari berbagai fungsi termasuk manajemen kepatuhan, akuntansi, manajemen risiko, audit internal, dan Manajemen pada bagian lainnya terlibat bersama-sama dalam proses pengkajian, peninjauan, dan rekomendasi produk atau layanan baru bank tersebut.

Bank perlu mengukur dan memantau indikator kinerja utama (KPI) yang spesifik untuk inisiatifnya, serta dampak KPI ini terhadap kinerja bisnis secara keseluruhan. Misalnya, bank dapat dengan mudah mengidentifikasi perspektif nasabah tentang layanan mana yang dianggap memberikan nilai tinggi atau rendah bagi bank dengan mengukur volume pembaruan persetujuan untuk layanan barunya. Bank harus mengidentifikasi dan mengukur KPI yang mendukung setiap hasil Open Banking untuk mendukung kemampuan untuk mencapai KPI makro tingkat tinggi yang mendorong nilai bisnis dan kepuasan pemegang saham, seperti pendapatan sebelum bunga, pajak dan amortisasi (EBITA), pertumbuhan kapitalisasi pasar, nilai seumur hidup nasabah, dan waktu ke pasar untuk produk baru yang mereka luncurkan.

Bank harus memahami di mana, kapan, dan bagaimana nasabah berinteraksi dengan layanan dan apa yang nasabah lakukan dengan akun mereka. Bank harus menangkap, mengorganisir, dan memusatkan data untuk menyajikan dasbor harian kepada semua personel front-office dan lini bisnis utama. Keamanan adalah area kunci juga yang menentukan kinerja dan keberhasilan strategi dan model operasi Open Banking. Pengalaman developer juga area lain yang penting untuk keberhasilan Open Banking.

Tampaknya bank memang harus menerapkan Product Strategy. Strategi produk adalah rencana yang komprehensif dan fokus yang merinci apa yang akan dilakukan sebuah organisasi dengan produk atau layanan yang ditawarkannya. Dengan menerapkan konsep flexy working dan mengubah fungsi kantor menjadi coworking space, bank telah menciptakan 'produk' baru dalam bentuk pengalaman kerja yang berbeda bagi karyawan dan jaringannya. Ini juga mencakup penerapan protokol kesehatan yang ketat, yang menjadi bagian penting dari 'produk' ini di era pasca pandemi. Persiapan keandalan sistem dan jaringan serta keamanan merupakan bagian dari upaya bank untuk mengubah produk dan proses bisnisnya. Dengan menghadirkan pinjaman digital dan simpanan digital, bank telah menciptakan produk baru yang disesuaikan dengan perilaku masyarakat yang semakin bergantung pada teknologi.

Komitmen bank untuk menjaga kualitas bisnisnya melalui selective growth juga bisa dianggap sebagai bagian dari strategi produk. Dalam hal ini, 'produk' adalah strategi pertumbuhan yang dipilih bank untuk memastikan bahwa mereka tetap menjadi bank yang berharga dan tempat bagi talenta terbaik. Strategi produk ini tampaknya dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan yang berubah, memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan bank itu sendiri, dan melibatkan manajemen dan staf dari berbagai fungsi. Oleh karena itu, bank memang harus menerapkan product strategy.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun