Team building mengacu pada berbagai kegiatan yang direncanakan yang membantu kelompok memperbaiki cara mereka menyelesaikan tugas, membantu anggota meningkatkan keterampilan interpersonal dan problemsolving/pemecahan masalah, dan meningkatkan kinerja tim mereka. Team building merupakan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kerja sama tim dan penyelesaian tugas di lingkungan tersebut. Team building dapat diterapkan dalam sejumlah besar situasi, mulai dari tim baru, untuk menyelesaikan konflik di antara anggota, untuk merevitalisasi kepuasan tim.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil dari setiap kegiatan khusus team-building diantaranya yaitu lamanya waktu yang dialokasikan untuk kegiatan, kesediaan tim untuk melihat prosesnya, lamanya waktu tim telah bekerja bersama-sama, dan keabadian tim. Mereka juga dapat diklasifikasikan menurut apakah orientasi mereka adalah diagnostik atau pembangunan. Kegiatan membangun tim dapat fokus pada tingkat berikut:
- Satu atau lebih individu;
- Operasional dan perilaku kelompok;
- Hubungan kelompok dengan seluruh organisasi.
Kegiatan relevan dengan satu atau lebih individu sebagai bagian dari pembangunan yang menangani satu atau lebih anggota kelompok termasuk pembinaan, feedback 360 derajat, dan bantuan dengan konflik. Intervensi ini berusaha untuk mengubah proses yang sedang berlangsung di kelompok dengan berfokus pada perilaku dan sikap masing-masing anggota.
Umumnya kegiatan team building umumnya difokuskan atau berorientasi pada perilaku gurp yang terkait dengan kinerja tugas dan proses operasional kelompok. Dalam sebuah tim yang efektif, perilaku tugas dan proses kelompok harus terintegrasi satu sama lain serta dengan kebutuhan dan keinginan orang-orang yang membentuk kelompok.
Kegiatan yang mempengaruhi hubungan grup dengan organisasi lainnya sebagai suatu hubungan kelompok dalam konteks organisasi yang lebih besar merupakan aspek penting dari efektivitas kelompok. Kegiatan diagnostik fokus pada pemahaman peran kelompok organisasi, bagaimana tujuannya mendukung organisasi yang lebih besar, atau bagaimana kelompok berinteraksi dengan kelompok lain.
Dengan keterlibatan tim, manajer di dalam team building harus berperan dalam mendiagnosa efektivitas kelompok dan mengambil tindakan yang tepat jika hal itu menunjukkan tanda-tanda kesulitan atau stres pengoperasian.
Dengan asumsi bahwa manajer menginginkan dan membutuhkan konsultan, keduanya harus bekerja sama dalam mengembangkan program awal, mengingat bahwa:
- Pada akhirnya manajer bertanggung jawab atas semua kegiatan team building, meskipun adanya sumber daya konsultan yang tersedia;
- Tujuan kehadiran konsultan adalah membantu manajer belajar melanjutkan proses pengembangan tim dengan meminimalkan bantuan dari konsultan atau tanpa bantuan berkelanjutan dari konsultan.
Proses pendekatan organisasi dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
- Intervensi tipe pertama, pertemuan organisasi konfrontasi, adalah salah satu proses awal pendekatan organisasi secara luas. Hal ini membantu memobilisasi sumber daya pemecahan masalah dari subsistem yang besar atau seluruh organisasi dengan mendorong para anggota untuk mengidentifikasi dan menghadapi masalah-masalah yang mendesak.
- Pendekatan proses organisasi kedua disebut hubungan antarkelompok. Pendekatan ini terdiri dari dua intervensi: pertemuan resolusi konflik antarkelompok, dan kelompok mikrokosmos.
- Pendekatan proses organisasi-besar yang ketiga, intervensi kelompok besar, telah menerima banyak perhatian baru-baru ini dan merupakan salah satu daerah yang paling cepat berkembang di Organizational Development.
- Bagian akhir dari bab ini menggambarkan pendekatan normatif Organizational Development.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H