Mohamad Raihan Saputra
201011201718
Mahasiswa Prodi Akuntansi S-1 Universitas Pamulang
Di zaman sekarang ini,sangat sulit sekali menenemukan daerah yang penduduknya masih menggunakan bahasa baku. Hampir semua orang terutama anak muda menggunakan bahasa gaul yang tidak baku seperti “gue”,”lu”,dan lain sebagainya. Jarang sekali anak muda yang menggunakan kata baku saat berkomunikasi seperti “aku”,”kamu”,dan lain sebagainya. Bahasa gaul tersebut seperti sudah mendarah daging di kehidupan masyarakat Indonesia sehingga saat berkomunikasi baik secara langsung maupun online tetap akan menggunakan bahasa gaul.
Dari yang penulis lihat,orang-orang berkomunikasi secara langsung tidak menggunakan bahasa baku karena mengobrol menggunakan bahasa baku sering menimbulkan kecanggungan. Sebaliknya,jika kita menggunakan bahasa gaul apalagi bahasa kasar yang akhir-akhir ini sering diucapkan anak muda malah membuat seseorang dianggap seperti teman dekat. Akan tetapi,ada beberapa momen yang membuat anak muda menggunakan bahasa baku,yaitu saat mengobrol dengan keluarga dan guru. Begitu juga saat berkomunikasi secera online seperti chatting via WhatsApp,Line,dan sejenisnya. Mereka menggunakan bahasa hanya saat mengirim pesan ke keluarga atau guru.
Kita sebagai warga negara Indonesia harusnya bangga menggunakan bahasa sendiri. Banyak negara yang tidak punya bahasa sendiri sehingga menggunakan Bahasa Inggris,Latin,dan lain sebagainya. Bahkan di dalam teks sumpah pemuda pun tertulis “Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Oleh karena itu,penulis berharap bahasa baku bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari baik saat berkomunikasi secara langsung maupun online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H