Mohon tunggu...
Rafi Ahnaf Lesmana
Rafi Ahnaf Lesmana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya mahasiswa biasa hehehe

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Preferensi Musik Anak Muda terhadap Genre Punk di Kota Bogor

28 Januari 2025   19:53 Diperbarui: 28 Januari 2025   23:51 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Sucka di Pelataran Fisib

Musik merupakan salah satu bentuk ekspresi budaya yang memiliki peran signifikan dalam kehidupan remaja. Genre punk, yang muncul pada pertengahan 1970-an, dikenal dengan karakteristiknya yang menentang norma sosial dan mengekspresikan kebebasan individu. Di Indonesia, termasuk di Kota Bogor, musik punk telah menjadi bagian dari subkultur yang menarik bagi sebagian anak muda. (Setyanto, 2015)

Preferensi musik di kalangan remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kepribadian, lingkungan sosial, dan media. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa preferensi musik dapat berkaitan dengan perilaku dan identitas individu (Hamzah, 2010). Selain itu, komunitas punk di Indonesia telah berkembang sebagai bentuk perlawanan terhadap norma yang ada, menawarkan alternatif dalam gaya hidup dan ideologi. (Setyanto, 2015)

Pada awalnya zine menjadi alat utama untuk menyebarkan informasi mengenai band punk, tetapi seiring perkembangan teknologi dan sejak hadirnya media sosial mengubah cara musisi untuk mempromosilkannya dan membuat cakupan lebih luas untuk menjangkau para pendengar baru.

Di Kota Bogor, fenomena anak muda yang tertarik pada musik punk menarik untuk diteliti lebih lanjut. Pemahaman mengenai preferensi musik punk di kalangan remaja Bogor dapat memberikan wawasan tentang dinamika sosial dan budaya yang berkembang di kota ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi musik punk di kalangan anak muda Bogor, serta implikasinya terhadap identitas dan perilaku mereka. Hasil survei kepada pendengar dan wawancara musisi punk, Daniel Agung Samudera memberikan wawasan mengenai fenomena ini.

VISUC di Pelataran Fisib Universitas Pakuan Bogor
VISUC di Pelataran Fisib Universitas Pakuan Bogor

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu musisi dari band punk asal Bogor, Daniel menyatakan bahwa ketertarikan pada musik punk bermula dari kejenuhan terhadap musik mainstream. Melalui pengalaman menonton gigs, ia menemukan dunia baru yang penuh energi dan semangat. Sebagai musisi, ia memulai kariernya bersama band "Monyet Tinju" berawal dari kampus, dan sekarang aktif bersama band "VISUC". Musisi punk seperti Ramones dan Sex Pistols menjadi inspirasi besar bagi Daniel, tidak hanya dalam hal musik, tetapi juga dalam gaya hidup yang mendorong sikap positif dan perlawanan terhadap ketidakadilan.

Hasil survei menunjukkan bahwa musik punk telah menjadi bagian integral dari identitas anak muda di Bogor. Mayoritas responden menyatakan bahwa mereka mendengarkan musik punk beberapa kali dalam seminggu, bahkan setiap hari. Musik ini dianggap relevan karena mampu menyuarakan keresahan dan kebebasan yang dirasakan generasi muda. Dengan lirik yang seringkali kritis terhadap keadaan sosial, musik punk menjadi saluran bagi anak muda untuk mengekspresikan diri dan pandangan mereka.

Komunitas punk di Bogor juga berperan penting dalam perkembangan genre ini. Daniel menyoroti bahwa komunitas tersebut terdiri dari individu yang saling mendukung dan menginspirasi satu sama lain. Responden survei menyatakan bahwa mereka mengenal komunitas punk dan sering berpartisipasi dalam acara-acara yang diadakan, menunjukkan adanya solidaritas yang kuat di antara anggotanya. Ini menciptakan ruang aman bagi anak muda untuk mengekspresikan diri dan berbagi pengalaman.

Media sosial telah mengubah cara musik punk diperkenalkan dan dipromosikan. Daniel mengungkapkan bahwa sebelumnya, zine menjadi cara utama untuk menyebarkan informasi tentang musik punk. Namun, dengan adanya media sosial, akses terhadap musik punk menjadi lebih mudah. Survei menunjukkan bahwa 80% responden mengikuti akun komunitas punk atau band punk di platform media sosial. Ini memperlihatkan betapa pentingnya media sosial dalam memperluas jangkauan musik punk dan membangun koneksi antara musisi dan penggemar.

Daniel berharap agar musik punk di Bogor tetap eksis, baik dari band tua maupun muda. Ia mendorong generasi muda yang ingin terjun ke dunia musik punk untuk berkolaborasi dan menciptakan ekosistem yang positif. Hal ini sejalan dengan hasil survei yang menunjukkan bahwa banyak responden tertarik untuk bergabung dengan komunitas punk dan berkontribusi dalam perkembangan genre ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun