Mohon tunggu...
MOHAMAD RACHMAT RAMDHANI
MOHAMAD RACHMAT RAMDHANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Introvert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekeliruan asosiasi dalam kebijakan publik: Belajar dari Pragmatism Lasswell

8 November 2024   12:39 Diperbarui: 8 November 2024   12:59 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam pengambilan keputusan kebijakan, sering kali ada keinginan untuk menyelaraskan antara pendekatan teknis dan sosial dengan anggapan bahwa keduanya akan menghasilkan kebijakan yang relevan. Namun, seperti diuraikan oleh William N. Dunn dalam bukunya "Pragmatism and the Origins of the Policy Sciences," ada kekeliruan yang cukup umum terjadi, yaitu fallacy of relevance by association atau kekeliruan relevansi karena asosiasi. Ini adalah anomali yang muncul ketika kita menganggap bahwa semua proses yang tampak serupa memiliki keterkaitan langsung dalam konteks sosial, padahal kenyataannya tidak selalu demikian.

Kasus Anomali dalam Kebijakan Kesehatan

Bayangkan sebuah studi kesehatan yang dilakukan oleh tim universitas. Mereka melakukan analisis biaya-manfaat untuk mengidentifikasi manfaat program kesehatan tertentu. Di sisi lain, kementerian pemerintah melakukan analisis yang lebih bersifat politis untuk menilai program yang sama. Kedua proses ini sering dianggap relevan satu sama lain hanya karena keduanya terkait dengan pemilihan kebijakan. Namun, ini adalah sebuah kekeliruan relevansi jika dianggap bahwa hasil dari kedua analisis tersebut memiliki keterkaitan langsung.

Dunn memberikan pandangan kritis di sini: analisis teknis seperti biaya-manfaat dan analisis sosial-politik tidak bisa disamakan begitu saja, karena masing-masing berada pada ranah yang berbeda. Jika pengambil kebijakan berasumsi bahwa analisis teknis dan sosial ini sama-sama langsung relevan, maka keputusan yang dihasilkan akan rentan terhadap bias teknis atau bias politik semata.

Menghindari Kekeliruan melalui Pragmatisme Lasswell

Dalam pandangan pragmatisme yang dianut oleh Harold Lasswell, proses pengambilan keputusan kebijakan tidak cukup hanya dengan menggunakan analisis teknis atau sosial secara terpisah. Lasswell menyarankan pendekatan unity of knowing and doing---kesatuan antara mengetahui dan bertindak. Artinya, proses teknis dan sosial dalam kebijakan harus berjalan seiring, saling melengkapi, dan dipadukan dalam konteks yang sesuai.

Pendekatan ini relevan dalam membangun kebijakan yang efektif dan menyeluruh. Sebuah kebijakan kesehatan, misalnya, tidak hanya membutuhkan data biaya-manfaat tetapi juga pemahaman mengenai kebutuhan masyarakat dan dampak sosialnya. Dengan kata lain, analisis kebijakan yang baik perlu menggabungkan hasil dari kedua pendekatan ini untuk memastikan bahwa kebijakan tidak hanya efisien tetapi juga bermakna bagi masyarakat luas.

Implikasi dalam Praktik Kebijakan

Kekeliruan asosiasi dalam pengambilan keputusan kebijakan mengajarkan bahwa aspek teknis dan sosial perlu ditangani dalam satu kerangka kerja yang utuh dan kontekstual. Dalam pragmatisme Lasswell, pengambilan keputusan bukan sekadar proses teknis, melainkan juga proses yang berakar pada pemahaman mendalam tentang nilai-nilai sosial dan kepentingan publik. Dengan cara ini, kebijakan yang dihasilkan bisa lebih adaptif terhadap kebutuhan dan kondisi nyata masyarakat.

Pengambil kebijakan yang terjebak pada pendekatan teknis belaka akan kehilangan esensi sosial dari kebijakan itu sendiri. Di sisi lain, kebijakan yang hanya mempertimbangkan aspek sosial bisa terjebak dalam bias politik tanpa dasar efisiensi yang cukup. Maka dari itu, kekeliruan relevansi ini mengingatkan kita akan pentingnya pendekatan pragmatis dalam mengintegrasikan analisis teknis dan sosial sehingga setiap kebijakan yang diambil bukan hanya efektif secara ekonomi tetapi juga bermakna bagi masyarakat yang dilayaninya.

Kesimpulan

Pragmatisme dalam kebijakan publik mengajak kita untuk lebih jeli dalam memahami relevansi antara proses teknis dan sosial dalam kebijakan. Seperti yang diungkapkan oleh Lasswell, pendekatan multidisiplin yang mempertimbangkan konteks sosial dapat menghasilkan kebijakan yang lebih bermakna dan adaptif. Kekeliruan relevansi karena asosiasi adalah anomali yang harus dihindari untuk mencapai kebijakan yang tidak hanya efisien secara teknis tetapi juga memiliki dampak sosial yang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun