Dunia hari ini nyatanya semakin mengalami kesenjangan dan ketercerabutan sumber material penghidupan manusia. Lalu jangankan untuk bergerak bersama. Mengambil sikap, dan posisi keberpihakan--kebanyakan kader IMM masih harus dihitung dengan jari saat turun ke-basis penghidupan Rakyat. Proses-proses menjalin, membentuk, menjembatani, dan berjuang membela kebatilan.
Harusnya setiap pintu masuk zaman yang serba payah, ikut menjadi penentun seluruh kader IMM untuk mengambil posisi keberpihakan. Sebab, bukankah nilai-nilai keberpihakan tersebut--senafas dengan nilai-nilai dasar IMM (NDI) bukan? Artinya, seluruh kader IMM harus belajar mengambil posisi, dan terus-menerus berpihak -- di situlah tanggungjawab dan kewajiban setiap kader IMM tertunaikan.
Ketiga, Mentalitas Pemimpin dan Perkembangan Organisasi
Jauh-jauh membicarakan perubahan besar, jika perkembangan dan setiap langkah perubahan yang diambil masih harus dihiasi dengan terbentuknya kepemimpinan bermental bos, bukan bermental perubahan. Maksud saya begini, jangan marah dulu. Kita rindu tidak dengan setiap agenda IMM yang pelaksanaanya harus digaungkan pada hal apa pun? Bahkan langkah-langkah teknisnya harus dipikirkan. Jika tidak, bisa kena teguran hehe.
Pada hal-hal teknis sekalipun mereka masih mau memikirkan. Yang pasti saya masih rindu dengan tradisi yang mau menegur setiap langkah perubahan-perubahan kecil seperti itu.
Di sini bukan berarti saya sedang menempatkan beban sejarah para pendahulu kepada kita. Bukan, saya juga tidak sedang memuji para pendahulu tsb. Bahakan banyak yang bisa kita kritik dari mereka.
Terlebih di IMM sendiri -- kita tidak mengenal betul, cara-cara pengkultusan. Namun bukan berarti abai dan tutup mata juga. Sebab setiap gerak organisasi, adalah gerak para pendahulu. asal jangan ikutan bermental pendahulu. Apalagi seorang pemimpin, harusnya mau berdarah-darah bahkan pada hal-hal kecil: mengurus pengetahuan sampai ke akar rumput, ikut memobilisasi setiap denyut gerak IMM dst. Bukan sibuk, menunggu pesanan problem adik-adik. Bahkan sibuk menonton.
Keempat, Kemampuan Organisasi untuk Beradaptasi dengan Zaman
Ada pertanyaan besar setiap organisasi mahasiswa hari ini: Kenapa organisasi mahasiswa hari ini tidak lagi menarik?
Apa yang membuatnya tidak lagi demikian menarik? ada yang bilang begini "Organisasi Mahasiswa dulu primadona, sekarang mencari cara memikat". Artinya organisasi mahasiswa, sudah mulai tidak relevan dan tidak lagi penting. Atau mulai menuai tantangan yang tidak lagi muda.
Apa mungkin, karena sistem dunia (baca; kapitalisme), yang menuntun kita untuk punya banyak "kapital", punya banyak resource, punya banyak uang -- yang membuat cara berorganisasi mulai terasa malas-malasan dst?. Meski resource itu sendiri ada banyak, berupa; jabatan, reputasi, intelegensi dkk. Namun bukankah hampir semuanya, terarah pada resource kapital? tidak masalah. yang menjadi masalah adalah tantangan-tantangan tsb, tidak mau diseriusi oleh seluruh lapisan kader IMM. Artinya, mulai mendesain kebutuhan zaman dengan kebutuhan organisasi. Melek keterampilan teknologi harus, kemandirian ekonomi harus, dan sejenis kebutuhan perubahan zaman lainya. Yang kesemuanya terkoneksi dengan rangkain program yang kaya ide serta gagasan.
Kelima, Perkembangan Pusat Studi Unggulan di IMM.
Jika ada yang bertanya: Apa yang menjadi jaminan bahwa IMM masih akan ada dalam setiap proses perubahan kedepannya? Adalah kerja-kerja kebaruan keilmuan yang terus-menerus digagas. Artinya, kebutuhan pengetahuan seturut dengan kebutuhan perubahan nantinya.
Djazman English Scholarsip misalnya, yang merupakan program pelatihan bahasa inggris, dengan durasi 3 bulan yang digagas DPP IMM, yang berfokus pada TOEFL & IELTS Preparation. Semuanya diarahkan pada kader seluruh Indonesia yang mau melanjutkan study di kampus dalam dan luar negri.