Mohon tunggu...
MOHAMAD FEBBY
MOHAMAD FEBBY Mohon Tunggu... Ilmuwan - Research Assistant

Saya sangat suka sekali menulis artikel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memenuhi Kebutuhan Enzim Dalam Negeri: Inovasi UM Dalam Isolasi Mikroba Potensial Penghasil Enzim Amilase

11 November 2024   09:46 Diperbarui: 11 November 2024   10:07 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Hafiz Clevanota - 001

Pada tahun ini, kebutuhan enzim amilase di Indonesia semakin meningkat seiring dengan berkembangnya industri yang membutuhkan enzim ini sebagai bahan pendukung dalam proses produksinya. Namun, kemampuan produksi enzim amilase dalam negeri masih tergolong rendah, sehingga banyak industri mengandalkan pasokan dari luar negeri. Untuk mengatasi ketergantungan ini, sebuah penelitian dilakukan dengan tujuan menemukan sumber bakteri lokal yang mampu menghasilkan enzim amilase. Dalam hal ini, penelitian difokuskan pada eksplorasi limbah cair pabrik tahu di wilayah Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur sebagai sumber potensial bakteri indigen penghasil enzim amilase ekstraseluler.

Penelitian ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 9, yaitu membangun infrastruktur, meningkatkan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi. Dengan melakukan penelitian terhadap sumber daya lokal, seperti bakteri penghasil enzim dari limbah agrikultur, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi enzim amilase dalam negeri dan mendukung ketahanan industri dalam negeri. Adapun penelitian ini melibatkan tujuh tahapan, yaitu mulai dari preparasi sampel, isolasi bakteri penghasil enzim amilase, hingga identifikasi genotipe spesies bakteri yang memiliki aktivitas enzim tertinggi.

Dari hasil penelitian, ditemukan tiga isolat bakteri penghasil enzim amilase (Gambar 2) dengan aktivitas enzim yang berbeda. Isolat U-12 menunjukkan aktivitas enzim sebesar 0,087 U/mL, isolat U-13 sebesar 0,143 U/mL, dan isolat U-14 sebesar 0,066 U/mL. Berdasarkan hasil tersebut, isolat U-13 memiliki aktivitas spesifik enzim amilase tertinggi, yang berpotensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Selain itu, kondisi optimal untuk produksi enzim amilase pada masing-masing isolat juga ditentukan melalui optimasi pH dan suhu. Pada isolat U-12 dan U-14, pH optimalnya adalah 7, sementara isolat U-13 memiliki pH optimal pada 8, dengan suhu optimal 37 untuk ketiga isolat.

Identifikasi genotipe dilakukan menggunakan analisis gen 16S rRNA untuk mengetahui spesies bakteri pada isolat dengan aktivitas enzim tinggi. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa isolat U-13 adalah spesies Brachybacterium paraconglomeratum, sedangkan isolat U-12 adalah spesies Stutzerimonas stutzeri. Penemuan ini sangat penting dalam pengembangan teknologi produksi enzim berbasis bakteri lokal, yang dapat mendukung inovasi dalam bidang industri bioteknologi di Indonesia.

Penelitian ini tidak hanya berfokus pada potensi produksi enzim amilase, tetapi juga menjadi langkah awal dalam pemanfaatan limbah agrikultur sebagai sumber inovasi dalam bidang industri bioteknologi. Melalui pemanfaatan limbah cair pabrik tahu sebagai sumber bakteri, penelitian ini menunjukkan bahwa limbah agrikultur dapat diolah secara inovatif sehingga memberikan manfaat tambahan bagi sektor industri. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan produksi enzim dalam negeri tetapi juga mendukung pengelolaan limbah yang berkelanjutan.

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi nyata terhadap tujuan SDG's nomor 9 dalam menciptakan inovasi berbasis sumber daya lokal. Dengan pemanfaatan bakteri dari limbah pabrik tahu untuk menghasilkan enzim amilase, diharapkan dapat tercipta infrastruktur industri yang berkelanjutan, efisien, dan mampu berkontribusi dalam menciptakan industri berbasis bioteknologi yang ramah lingkungan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun