Mohon tunggu...
Mohamad Endy Yulianto
Mohamad Endy Yulianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

chemical

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ilmuwan UNDIP Kembangkan Theobromine Kulit Kakao Penghancur Kanker

18 Januari 2025   11:11 Diperbarui: 18 Januari 2025   11:06 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohamad Endy Julianto Dosen Prodi TRKI Vokasi Undip/dokpri

Indonesia merupakan produsen kakao terbesar kedua didunia setelah Pantai Gading. Produksi kakao Indonesia saat itu pernah mencapai 803 ribu ton dan ekspor biji kakao mencapai 535 ribu ton, meskipun saat ini mengalami penurunan. Dengan proporsi kulit kakao sebesar 70%, maka limbah kulit kakao yang dihasilkan dari konsumsi domestik mencapai 187 ribu ton. Sementara ini kulit kakao hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau dibuang sebagai limbah.

Pemanfaatan kulit kakao sebagai pakan ternak memiliki beberapa kendala diantaranya memerlukan pengolahan awal dan beberapa laporan menyebutkan kulit kakao dapat menyebabkan keracunan pada hewan ternak. Keracunan yang ditimbulkan oleh kulit kakao merupakan akibat adanya kandungan senyawa alkaloid. Oleh karenanya Dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi Undip, Endy Yulianto mengupayakan pengembangan kulit kakao sehingga bisa meningkatkan nilai tambah.

Endy menyampaikan bahwa kulit kakao mengandung alkaloid yang disebut theobromine hingga 16,9 g/kg. Theobromine merupakan senyawa alkaloid yang dilaporkan memiliki fungsi sebagai zat anti kanker (US patent 6693104), zat analgesic (US patent no 4493837), dan dapat digunakan sebagai aditif makanan (US patent no 4006261).

Melihat potensi theobromine sebagai bahan baku produk farmasi dan potensi protein pada kulit kakao yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak maka perlu dilakukan pemisahan theobromine dari kulit kakao, ujar Endy.

Endy menambahkan bahwa proses pemisahan theobromine dari kulit kakao dapat dilakukan melalui ekstraksi padat cair. Dewasa ini teknik ekstraksi yang banyak dikembangkan adalah ekstraksi berbantu gelombang mikro. Pemanasan gelombang mikro melibatkan tumbukan langsung gelombang mikro dengan material polar yang diatur oleh fenomena konduksi ionik dan rotasi dipole.

Ekstraksi berbantu gelombang mikro dilaporkan memiliki berbagai kelebihan dibandingkan pemanasan konvensional, diantaranya kualitas produk lebih baik (US patent no 5458897), yield lebih tinggi (US patent no 7649120), waktu ekstraksi lebih singkat, dan kebutuhan pelarut lebih sedikit, jelas Endy. 

Endy berharap hasil penelitian ini dapat menambah/melengkapi khasanah ilmu khususnya pengembangan teknik ekstraksi berbantu gelombang mikro. Mengingat tingginya potensi limbah kakao di Indonesia, potensi theobromine sebagai senyawa anti kanker, potensi sisa hasil ekstraksi sebagai sumber pakan ternak, kelebihan proses pemisahan dengan teknik ekstraksi berbantu gelombang mikro, maka perlu dilakukan pengembangan proses untuk produksi senyawa antikanker berupa theobromine dari kulit kakao.

Hasil penelitian ini merupakan informasi teknologi ekstraksi gelombang mikro yang dapat discale up lebih lanjut dan diaplikasikan oleh industri hilir kako dan industri farmasi sebagai obat alami yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Selain itu, dapat menggairahkan bagi petani kakao dalam meningkatkan budidaya, mandiri bahan baku obat dan obat bahan alam serta memberikan kontribusi bagi negara melalui ekspor derivat kakao, pungkas Endy.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun