Mohon tunggu...
Mohamad Endy Yulianto
Mohamad Endy Yulianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

chemical

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dosen UNWAHAS Kembangkan Proses Delignifikasi Hidrotopi Rami untuk Produksi Eksipien Farmasetika

8 November 2024   19:55 Diperbarui: 8 November 2024   21:33 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aspek keberlanjutan telah mendorong industri dan peneliti untuk mengembangkan teknologi proses produksi bahan bakar, material maju dan berbagai bahan kimia dari biomassa berdasar konsep proses biorefinery. Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari proses biorefinery biomassa adalah selulosa mikrokristal. Selulosa mikrokristal digunakan sebagai bahan pembawa, pengental, pembentuk gel, pengganti lemak, penstabil dan pengemulsi pada industri pangan. Industri kosmetik menggunakannya sebagai pengental dan pengatur viskositas pada krim, pasta dan lotion.

Di industri farmasi, selulosa mikrokristal dinyatakan sebagai eksipien terbaik dalam proses pembuatan tablet cetak langsung. Selulosa mikrokristal digunakan sebagai bahan pengisi, bahan pengikat dan bahan penghancur pada proses pembuatan tablet.

Saat ini, hampir 70% kebutuhan obat nasional sudah dapat dipenuhi dari
produksi dalam negeri. Akan tetapi, 95% bahan baku obat yang terdiri atas bahan baku obat aktif dan bahan baku penunjang (eksipien) yang digunakan di industri
farmasi diperoleh melalui impor. Data BPS menunjukkan jika impor selulosa mikrokristal mencapai 4,2 ribu ton pada tahun 2019 dan 4,0 ribu ton pada tahun 2020.  

Sifat rekalsitrant biomassa telah mendorong pengembangan proses delignifikasi biomassa yang merupakan tahap awal proses produksi selulosa mikrokristal.  Proses delignifikasi yang dikembangkan adalah proses delignifikasi yang memiliki kriteria: (i) tidak menggunakan senyawa yang mengandung sulfur, (i) tidak menggunakan pelarut asam dan basa yang dapat menimbulkan terjadinya degradasi selulosa dan perubahan struktur lignin; (ii) proses delignifikasi menggunakan medium air sehingga akan meminimalkan biaya produksi; (iii) proses delignifikasi menggunakan senyawa yang mampu meningkatkan kelarutan lignin di dalam air, serta (iv) pelarut dapat dipungut kembali dan digunakan secara berulang.

Proses delignifikasi yang memenuhi kriteria tersebut diatas adalah delignifikasi menggunakan senyawa hidrotrop. Dr. Indah Hartati, ST., MT yang merupakan dosen teknik kimia Unwahas berhasil mengembangkan proses delignifikasi hidrotropi rami. Hidrotopi merujuk pada kemampuan senyawa hidrotop yang sangat larut dalam air dan memiliki permukaan aktif yang sedang dalam meningkatkan kelarutan senyawa yang kurang larut atau bahkan tidak larut dalam air pada temperatur yang sama. Senyawa hidrotrop merupakan senyawa yang mengandung gugus hidrofil dan hidrofobik yang akan melarutkan senyawa hidrofobik di dalam larutan aqueous. Pada umumnya, senyawa hidrotrop berupa garam ampifilik yang memiliki anion aromatik.

Hasil penelitian Dr. Indah Hartati menunjukkan jika proses delignifikasi hidrotropi rami efektif dalam memisahkan lignin dan menghasilkan pulp rami dengan rasio selulosa-lignin yang tinggi. Pulp tersebut diproses lebih lanjut untuk menghasilkan selulosa mikrokristal yang dapat digunakan pada berbagai industry.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun