Mohon tunggu...
Mohamad Endy Yulianto
Mohamad Endy Yulianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

chemical

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dosen Muda UMG Sulap Ampas Kopi Jadi Bahan Bakar Kendaraan

30 Oktober 2024   08:16 Diperbarui: 30 Oktober 2024   08:24 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mega Mustikaningrum Dosen Muda UMG/dokpri

Kopi merupakan minuman populer yang telah menjadi tren dan gaya hidup pokok masyarakat perkotaan. Berkembangnya industri kopi, menyebabkan buangan ampas kopi ke lingkungan meningkat. Padahal buangan ampas kopi memiliki kandungan minyak kopi yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku biodiesel.

Seperti yang dilakukan oleh dosen muda Prodi Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) yakni Mega Mustikaningrum, ST, MT telah mengembangkan biodiesel dari ampas kopi. Mega menyampaikan bahwa riset biodiesel ini berkolaborasi dengan Peneliti Vokasi Undip yakni Mohamad Endy Yulianto dan Laras Prasakti dari Prodi Teknik Kimia UGM.

Mega menyampaikan bahwa Indonesia merupakan produsen komoditas ini terbesar ketiga di dunia. Data Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AICE) mencatat peningkatan konsumsi kopi yang signifikan di seluruh negeri. Hal ini mencerminkan ketersediaan ampas kopi yang melimpah. Peningkatan konsumsi mencapai rata-rata 7% per tahun dan 5 juta kantong 60 kilogram pada tahun 2020 - 2021. Hal ini menyebabkan melimpahnya limbah dalam jumlah besar yang dibuang ke lingkungan.

Rata-rata, satu ton biji kopi segar menghasilkan sekitar 650 kg ampas. Industri kopi instan menyumbang sekitar 50% dari produksi kopi bubuk global, sehingga menghasilkan jumlah bubuk kopi tahunan yang diperkirakan mencapai 6 juta ton. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan ampas kopi cukup melimpah, ujar Mega. 

 

Tergantung pada varietasnya, residu organik yang berasal dari ampas kopi setelah proses penyeduhan, dan memiliki kandungan minyak berkisar antara 10-15% berat (%wt). Limbah yang dibuang ke lingkungan menghasilkan gas metana, yang berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim, ungkap Mega. 

Sementara itu Endy juga menambahkan bahwa minyak kopi menghadirkan alternatif yang layak sebagai bahan baku produksi biodiesel karena semakin berkurangnya ketersediaan bahan bakar. Setiap tahunnya, sekitar 8 juta ton kopi diproduksi secara global, dan diperkirakan 1,3 miliar L biodiesel berasal dari minyak, sehingga menyebabkan peningkatan pasokan bahan bakar. Meski memiliki potensi tersebut, Indonesia belum sepenuhnya mengembangkan manfaat minyak kopi.

Mohamad Endy Yulianto Dosen TRKI Vokasi Undip/dokpri
Mohamad Endy Yulianto Dosen TRKI Vokasi Undip/dokpri

Penelitian ini mengevaluasi kelayakan energi dari proses ekstraksi dengan menganalisis jumlah entropi yang dihasilkan. Analisis menunjukkan apakah sistem terjadi secara spontan atau diperlukan energi tertentu untuk memudahkan proses ekstraksi. Semoga dalam waktu dekat bisa komersialisasi produk biodiesel dari ampas kopi di industri melalui riset terapan dan komersial, sehingga hasil riset ini bisa bermanfaat untuk masyarakat khususnya orang-orang yang berkendaraan mesin diesel, tutup Mega.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun