Mohamad Endy Julianto S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi TRKI SV UNDIP menyampaikan bahwa sistem Pendidikan TRKI yang didesain dengan konsep pembelajaran OB TVET (Prinsip, Infrastruktur dan Suprastruktur), menyiapkan lulusan yang sangat Perform sesuai kebutuhan industri global. Sistem pembelajaran vokasional yang dikembangkan fokus pada  OBE dengan sistem pembelajaran Outcome Based Curriculum (OBC), Outcome Based Learning and Teaching (OBLT) dan Outcome Based Assessment and Evaluation (OBAE) untuk menyongsong pembelajaran Cybergogy.
Oleh karenanya sistem pendidikan memodifikasi Dual System yang terintegrasi dengan Digitalisasi Teaching Factory sesuai dengan kebutuhan pasar lapangan pekerjaan dan perkembangan industry. Selain itu juga menerapkan pembelajaran berbasis project yang hasilnya luar biasa dan lulusannya sangat diminati oleh industri-industri modern, karena sangat perform, jelas Endy.
Seperti yang dialami oleh Alumni mahasiswa Prodi DIII Teknik Kimia Universitas Diponegoro tahun 2015 yang sekarang bertransformasi menjadi Prodi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) yakni Rohadi Widodo. Dido sapaan akrabnya yang telah menyelesaikan sarjana terapan, saat ini bekerja di PT Freeport Indonesia.
Rohadi menyampaikan bahwa perkembangan teknologi pada pertambangan minerba terus berinovasi. PT Freeport Indonesia terus melakukan berbagai upaya dan inovasi dalam peningkatan kualitas produksi dan keselamatan karyawan. PT Freeport Indonesia menggunakan teknologi untuk meminimalisir risiko kecelakaan dan meningkatkan efisiensi. Salah satunya adalah menggunakan alat bernama Minegem untuk mengambil material hasil tambang secara jarak jauh.
Operasional tambang terbuka Grasberg di PT Freeport Indonesia sudah tidak beroperasi dan dalam tahap reklamasi yang bertujuan untuk menjaga ekologi dan ekosistem lingkungan yang ada di wilayah tersebut. Saat ini operasional tambang di Freeport berfokus pada tambang bawah tanah. Tambang bawah tanah Freeport merupakan salah satu tambang tembaga dan emas terbesar di dunia, ujar Rohadi.
Rohadi juga menambahkan bahwa kedalaman tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia di Papua mencapai 1,6 kilometer di bawah permukaan tanah. Tambang ini memiliki terowongan dengan panjang hingga 700 kilometer. Terowongan merupakan akses untuk mengambil bijih (ore) tembaga yang kemudian dibawa ke lokasi penghancur bijih (crusher) antara lain menggunakan kereta dan conveyor menuju pabrik mill concentrat. Didalam operasional itu semua harus memiliki proteksi kebakaran pada unit dan equipment yang berpotensi terjadinya kebakaran. Rohadi Widodo.
Saat ini bekerja di PT Freeport Indonesia pada Divisi Mining Safety di Departemen Fire System Maintenance dan Engineering, dengan jobdesk melalukan inspeksi, pemeriksaan dan pengujian pada unit fire protection pada semua area dan equiptment yang diproteksi dengan fire protection. Semua ilmu dan pengalaman yang didapat selama kuliah sangat berguna dalam praktek dan penerapan dilapangan, pungkas Rohadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H