Teh merupakan minuman yang banyak dikonsumsi di seluruh dunia setelah air. Teh diseduh dari daun Camellia sinensis varietas assamica. Berbagai jenis teh yang diproduksi adalah: teh oolong, teh hijau, teh hitam, teh kuning dan teh putih, tergantung pada penanganan pasca panen dan kelezatan suatu daerah.Â
Mohamad Endy Yulianto yang merupakan Dosen Prodi TRKI Vokasi Undip menyampaikan bahwa kandungan teh putih kaya akan antioksidan alami, teh putih dilaporkan efektif melawan kanker usus besar, kanker esofagus, dan kanker paru-paru, serta batu saluran kemih, karies gigi, dll. Teh putih dapat digunakan sebagai agen pencegahan efektif yang bersifat antikariogenik, antimikroba, antiinflamasi, antikarsinogenik, dan antioksidan. Bahkan minuman fungsional yang mengandung zat aktif radikal bebas seperti teh putih saat ini mulai populer untuk dikonsumsi.Â
Teh putih telah memperoleh popularitas yang signifikan di seluruh dunia karena manfaatnya bagi kesehatan. Meskipun teh putih saat ini paling sedikit diproses, akan tetapi kandungan teh putih dikenal memiliki kadar fitokimia bioaktif yang tinggi yang tetap dipertahankan dalam daun teh segar. Namun, komposisi teh putih dapat sangat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti musim panen, metode pemrosesan, dan kondisi penyimpanan, ujar Endy.
Endy menyatakan bahwa diantara jenis teh, teh putih yang paling sedikit diproses dan kandungan katekinnya lebih tinggi daripada yang lain. Teh putih dihasilkan dari kuncup Camellia sinensis yang diolah dengan proses minimum. Pelayuan merupakan salah satu tahapan penting dalam pengolahan teh putih. Pelayuan dalam pengolahan teh putih memanfaatkan sinar matahari untuk memperoleh kadar air yang baik.Â
Kadar theaflavin mengalami penurunan dari 0,05% menjadi 0,036% pada proses pelayuan 4 jam hingga 96 jam. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi oksidasi enzimatik masih terjadi selama proses pengolahan teh putih. Proses pelayuan selama 96 jam pada pengolahan teh putih menghasilkan teh putih berkualitas tinggi, tutur Endy.
Endy memaparkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, produksi teh putih telah meningkat drastis kemungkinan karena rasa dan manfaat kesehatannya yang tiada tara. Sebagai jenis teh yang paling sedikit diolah, teh putih segera dikeringkan untuk menghambat oksidasi guna mencegah hilangnya komponen yang bertanggung jawab atas tiga rasa dasar dan khas teh putih: pahit, umami, dan manis.
Secara umum, teh putih memiliki rasa yang ringan, lembut, dan manis serta aroma segar/hijau, yang dianggap lebih disukai daripada teh hijau, terutama untuk minuman yang disiapkan dalam air dingin dari daun utuh. Selain sifat sensorisnya yang khas, semakin populernya teh putih juga dikaitkan dengan manfaat kesehatannya, sejalan dengan tren meningkatnya kesadaran kesehatan di kalangan konsumen teh. Semakin banyak bukti yang mendukung efek pencegahan dan terapi teh putih, termasuk kapasitas antioksidan, aktivitas antiinflamasi dan antikarsinogenik, pungkas Endy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H