Mohon tunggu...
Mohamad Endy Yulianto
Mohamad Endy Yulianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

chemical

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pemanis Alami Stevia Zero Kalori, Riset Dosen Vokasi Undip Bersama Industri

26 Juli 2024   21:56 Diperbarui: 26 Juli 2024   22:12 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohamad Endy Yulianto, Dosen Prodi TRKI Vokasi Undip/dokpri

Daya cipta dan inovasi sivitas akademika mampu menjadi solusi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan akan membawa Indonesia menjadi negara lebih maju. Seperti yang dilakukan oleh dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi Undip yakni Mohamad Endy Yulianto. Dosen dengan kepakaran bidang pengembangan Proses, yang biasa disapa Endy telah mengembangkan proses ekstraksi air subkritis untuk produksi gula stevia zero kalori bersama industri.

Endy menyampaikan bahwa produksi gula di Indonesia sekitar 2,3 juta ton per tahun dan jumlah ini hanya dapat memenuhi 40% kebutuhan gula nasional, sisanya dipenuhi melalui impor maupun dengan menggunakan bahan pemanis lainnya. Bahan pemanis alami memiliki nilai kalori tinggi dan mudah dicerna tubuh, seperti gula aren, bit, madu, dan kelapa.

Bahan pemanis sintesis yang banyak dikonsumsi masyarakat yaitu sakarin, aspartam, siklamat, sorbitol, xylitol, sucralose, dan acesulfame-K. Bahan pemanis sintesis memiliki nilai kalori rendah dan sulit dicerna tubuh. Pemanis non-nutritif alami antara lain: thaumantin, monellin, miraculin, brazzein, stevioside, glycyrrhizinic acid, mogroside, dan dihydrochalcones, jelas Endy

Pemanis Stevia berasal dari tumbuhan dan diperoleh melalui ekstraksi daun Stevia Rebaudiana Bertoni, sehingga penggunaanya lebih aman. Keunggulan Stevia yaitu tidak menyebabkan kanker (non karsinogenik), karies gigi, dapat mencegah obesitas, menurunkan tekanan darah tinggi, dan kandungan kalori yang rendah dengan tingkat kemanisan yang jauh lebih tinggi daripada gula tebu yaitu 200-300 kali lebih manis. Daun Stevia memiliki bermacam-macam glikosida dan yang paling dominan serta memberikan rasa manis yaitu steviosida, papar Endy.

Endy yang telah meraih 6 paten granted`dalam 1 semester mengungkapkan bahwa budidaya Stevia relatif mudah (dengan masa pertumbuhannya sekitar tiga sampai empat bulan hingga masa panen), dan mengandung vitamin, protein, kalsium, serta kandungan lainnya yang bermanfaat bagi tubuh. Daun Stevia ini dapat tumbuh dan berkembang di Indonesia (khususnya di Bandung, Bogor, Temanggung, Bandungan, Tawangmangu dan Salatiga yang memiliki suhu udara dan kelembaban yang sesuai dengan sifat dari daun Stevia itu sendiri).

Riset komersialisasi yang didanai oleh industry PT. JSN bersama Tim Peneliti yakni: Dr.Eng Vita Paramita, ST, MM, M.Eng, Dr. Indah Hartati. ST, MT, Didik Ariwibowo, ST, MT, Prof. Dr. Ir. Eflita Yohana, ST, MT dan konsultan pemasaran Ir. Dwi Noviany Palupi, MM dengan  invensi yang terdaftar patennya no ES09201700122. Pengembangan teknologi air subkritis mampu mempercepat proses produksi dan meningkatkan perolehan gula stevia dengan kadar steviosida sesuai SNI, terang Endy

Endy yang telah publikasi 71 paper internasional bereputasi terindeks Scopus juga menambahkan bahwa tingkat kesiapan teknologi ekstraksi alir subkritis untuk produksi gula stevia pada dasarnya masuk kategori prototype dan fase pra-komersial (telah teruji) siap hilirisasi dan komersial (mass production). Namun demikian, produk inovasi berbasis teknologi tersebut masih perlu disempurnakan sehingga memenuhi spesifikasi pasar atau standard yang ditentukan.

Penyempurnaan dan penyiapan produk pemanis alami stevia sebagai produk komersial industry diantaranya: formulasi Zweetvia, internal trial aplikasi produk versus produk competitor, pengembangan kemasan dan merek produk, serta aplikasi eksternal pada costumer potensial. Untuk itu, mediasi komersialisasi produk inovasi yang dipandang tepat diantaranya melalui program riset bersama industri. Harapannya produk komersial industry Zweetvia dengan formulasi terstandarisasi, kemasan dan merek produk tersertifikasi disamping menumbuhkembangkan jiwa entrepreneurship inventor, imbuh Endy.

Endy menyatakan bahwa persoalan krusial yang akan dihadapi adalah kompetisi pasar yaitu:(a) sudah banyak merek dan produk beredar di pasar dengan harga dan kualitas bervariasi. Produk gula stevia yang akan diluncurkan ini merupakan produk follower.(b) adanya kemungkinan pembalasan balik (retaliation) dari pesaing pasar terutama pemain besar. Oleh karenanya perlu upaya: (i) menetapkan USP (Unique Selling Proposition) yang jelas dan memiliki nilai tambah yang berbeda dibanding produk yang ada di pasar; (ii) segmentasi pasar yang selektif dan tidak berhadapan langsung (head to head) dengan pemain besar.

Manfaat dan dampak sosial ekonomi yang dihasilkan dari produk inovasi ini antara lain: mendorong terlaksananya program kemadirian bangsa dan kedaulatan pangan, terutama produksi gula stevia, penguasaan teknologi ekstraksi air subkritis menjadi daya tarik investasi yang menjanjikan bagi kalangan industri makanan untuk melakukan komersialisasi produksi gula stevia, inovasi produksi gula stevia akan membuka lapangan kerja baru dan mengembalikan kejayaan produksi gula nasional, peningkatan daya saing dengan pemanfaatan bahan baku lokal dan menghasilkan produk berkualitas, tersedianya teknologi yang handal dan efisien untuk produksi gula stevia sehingga pemberdayaan petani akan berkembang dalam bidang budidaya tanaman stevia, pungkas Endy.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun