teh di Indonesia saat ini adalah produktivitas teh yang sangat rendah dan lesunya pangsa pasar teh akibat minimnya terobosan diversifikasi produk teh. Meskipun berbagai upaya riset telah banyak dilakukan untuk mendapatkan produk-produk dengan nilai jual tinggi, akan tetapi masih bersifat parsial dan sporadis, sehingga peningkatan produktivitasnya tidak terlalu signifikan.
Problem utama yang dialami oleh industriSalah satu terobosan yang dikembangkan oleh ilmuwan dari Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi Undip, yakni Mohamad Endy Yulianto berupa produk Yellow Tea. Inovasi produk yellow tea ini diharapkan akan menggairahkan pasar teh di Indonesia dengan menerapkan proses termokimia dan oksidasi enzimatis parsial secara simultan.
Endy yang juga sebagai ketua Program Studi TRKI Vokasi Undip menyampaikan bahwa pengembangan produk inovatif ini diharapkan akan mampu menggeliatkan pasar teh di Indonesia, karena teh kuning rasanya sangat unik, lebih manis, memiliki kandungan asam amino tinggi sehingga aroma lebih menyegarkan, dan tentunya lebih menyehatkan dibandingkan dengan teh hijau, teh putih, teh oolong maupun teh hitam.
Â
Diantara jenis-jenis teh yang sudah dikomersialisaikan, teh kuning merupakan jenis teh yang kurang dikenal, namun demikian secara bertahap pengakuan terhadap teh kuning di negara-negara barat mulai meningkat dilihat dari rasanya yang unik, menyegarkan, memiliki kualitas yang baik dan bermanfaat bagi kesehatan. Teh kuning memiliki kandungan asam amino yang lebih tinggi dari teh hijau yang menyebabkan rasa dari teh kuning lebih manis dan fresh, kaya akan polifenol, gula larut dan nutrisi lainnya, terang Endy.
Endy yang merupakan pemilik 22 paten granted mengungkapkan bahwa zat alami yang terkandung dalam teh kuning hampir 85% dapat dipertahankan. Oleh karenanya teh kuning memiliki efek khusus sebagai anti kanker, penangkal radikal bebas dan efek perlindungan gastrointentinal. Teh kuning juga memiliki aroma yang manis seperti buah dan bunga.
Â
Proses pembuatan teh kuning hampir sama dengan proses produksi teh hijau, hanya saja metode tambahan pada produksi teh kuning yang disebut dengan istilah "sealed yellowing" merupakan ciri khas dari produksi teh kuning. Proses gabungan reaksi termokimia dan enzim eksogen membuat bahan kuning teh berubah secara signifikan, menghasilkan rasa yang lebih segar dan lembut dibandingkan dengan teh laiinnya. Pemrosesan yang unik dengan metode "sealed yellowing" juga memberikan penampilan dengan warna kuning yang menambah nilai estetika dari penampilan teh, tutur Endy.
Endy yang telah publikasi 70 paper Internasional bereputasi Scopus menerangkan bahwa selama proses "sealed yellowing" klorofil dan polifenol yang terkandung dalam daun segar megalami oksidasi, cracking dan tranformasi karena pengaruh panas dan kelembapan yang mengakibatkan munculnya warna kuning.Â
Produk yang dapat dihasilkan dari proses "sealed yellowing" ini adalah teh kuning kering, yellow infusion dan daun kuning yang dapat diseduh. Meskipun demikian, senyawa katekin tipe ester yang ada dalam daun segar berkurang secara signifian akibat proses oksidasi dan transformasi sehingga konvergensi daun ten melemah dan rasa teh menjadi lembut dan kental, tutup pakar teh Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H