Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro (Undip), telah menginisiasi konsep pembelajaran OB TVET (Prinsip, Infrastruktur dan Suprastruktur), guna menyiapkan lulusan Perform sesuai kebutuhan industri milenial. Sistem pembelajaran vokasional yang dikembangkan fokus pada Outcome Based Education (OBE) yang termodifikasi Dual System dan terintegrasi Digitalisasi Teaching Factory untuk menyongsong pembelajaran Cybergogy, yaitu aktif mentautkan kreativitas melalui web 4.0, berkomunikasi, berkolaborasi dalam Cyber, self regulated, ownership, generative, Inspirator, dan manusia bermakna.
Ketua Program Studi, Mohamad Endy Yulianto menyampaikan bahwa lulusan TRKI sebagian besar terserap di industri, sebagian melanjutkan ke jenjang S2, S3, dan berwirausaha. Alumni yang melanjutkan S2 dan S3 sebagian besar ke Luar Negeri, seperti Inggris, Jepang, Korea, Thailand dan Taiwan. Qurrotun A’yuni Khoirun Nisa’ biasa dipanggil Ayuni saat ini sedang menempuh kuliah program integrated master – doctoral degree di Pukyong National University, Korea Selatan dengan jurusan polymer engineering, sedangkan Yusuf Arya melanjutkan studi Doktoral di Faculty of Engineering, Chulalongkorn University, Thailand.
Ayuni ketika dihubungi melalui zoom menyampaikan bahwa pencapaian ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan berharga dari berbagai pihak. Tentunya bimbingan Bapak Ibu dosen yang penuh dedikasi dan dukungan moral dari teman-teman seperjuangan menjadi pilar-pilar utama capaian ini. Semua pengalaman dan pelajaran yang saya terima tidak hanya membentuk akademis saya, tetapi juga membentuk karakter saya sebagai individu yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Ayuni mengungkapkan rasa syukurnya karena bisa mengenyam kuliah di Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri Vokasi Undip. Sistem pembelajaran TRKI yang menerapkan Dual System yang terintegrasi dengan Teaching Factory, merupakan salah satu pilar sehingga bisa diterima studi lanjut S2 dan S3. Hal ini disampaikan bahwa pembelajaran replikasi praktek di miniplant maupun replikasi praktek melalui penelitian-penelitian dosen-dosen menjadikan bekal ketrampilan dan kompetensi yang dimiliki lebih dari cukup untuk belajar ke Luar Negeri. Melalui pengalaman ini, saya berharap dapat memberikan kontribusi lebih besar terhadap penelitian dan inovasi di tingkat global. Tentu saja ini semua tidak akan tercapai tanpa bantuan dosen, tendik, teman-teman, dan pihak universitas yang telah mendukung saya selama perjalanan ini.
Hal senada juga dialami oleh Arya, yang menuturkan bahwa berbekal kapabilitas dalam penelitian, menguasai penggunaan alat di laboratorium dan pilot-plant, serta publikasi artikel ilmiah, memberikan kesempatan menempuh studi magister di luar negeri yang dimulai pada 2022 silam dengan beasiswa penuh yaitu Excellent Foreign Student (EFS) oleh Sirindhorn International Institute of Technology (SIIT), Thammasat University, Thailand.
Selama studi di TRKI Vokasi Undip, saya terlibat dalam lingkungan akademik yang lebih intensif, di mana ekspektasi terhadap penelitian dan karya ilmiah memiliki standar yang lebih tinggi. Berbagai mata kuliah, proyek penelitian, dan keterlibatan dalam diskusi secara substansial memperluas pengetahuan saya. Hal ini mengingatkan saya akan peran penting rekayasa dan teknologi dalam konteks keberlanjutan selama studi di TRKI Vokasi Undip, terang Arya.
Arya juga menambahkan bahwa dalam proses penelitian, terlibat dalam eksperimen yang lebih kompleks, menganalisis dan memvisualisasikan data yang lebih mendalam, serta harus menghadapi tantangan metodologis yang lebih rumit. Lebih dari itu, suasana akademik yang intensif ketika di Program Studi TRKI mendorong saya untuk terus berinovasi dan berkreasi.
Metode pembelajaran di Program Studi TRKI yang mereplikasi praktek menerapkan merdeka belajar dengan kegiatan Penelitan dan Pengabdian Masyarakat dosen dan tendik. Metode pembelajaran mata kuliah berbasis TEFA, yang pelaksanaannya praktek secara langsung di TEFA dan mahasiswa mereplikasi praktek di miniplant untuk meningkatkan Skill. Pilar-pilar tersebut yang mengantarkan ke jenjang pendidikan Doktoral di Faculty of Engineering, Chulalongkorn University, Thailand dengan mendapatkan beasiswa C2F PhD (Funding for high-efficiency Ph.D. candidates under the Second Century Fund), tutup Arya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H