Mesin Fakultas Teknik Universitas Dipoengoro (UNDIP) yakni Prof. Dr. Ir. Eflita Yohana, MT. Dosen yang biasa disapa Yohana ini memiliki kepakaran di bidang Dehumidifikasi, dan telah mengembangkan mesin pengering dehumidifikasi nanosemprot dengan menggunakan liquid Desiccant untuk produksi bubuk Theaflavin sebagai Obat Covid..
Inovasi dan kreativitas para sivitas akademika akan membawa Indonesia menjadi negara maju, bahkan bisa menjadi solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh dosen Program Studi TeknikYohana menyampaikan bahwa kolaborasi riset bersama Prof Choi dari Korea dan Tim Peneliti Sekolah Vokasi Undip yakni Mohamad Endy Yulianto, ST, MT, Dr Dra Susiana Purwantisari M.Si, Dr. Indah Hartati, Retno Dwi Nyamiati, ST, MT,  Dr. Ria Desiriani, ST, MT dan Hermawan Dwi Ariyanto, ST, M.Sc, Ph.D dengan skema Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) didanai oleh Kemendikbudristek. Penelitian yang bertemakan “Studi Fundamental Proses Nano Spray Drying dengan Liquid Desiccant untuk Pengembangan Fine Powder Theaflavin Teh sebagai Inhibitor Potensial Sars-CoV-2 MPro", merupakan inovasi produksi theaflavin teh untuk obat Covid.
Yohana menuturkan bahwa penelitian ini didorong atas keprihatinannya terhadap penyakit pernapasan akut, disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 yang telah menyebar ke seluruh dunia. Oleh karenanya bersama Tim membentuk konsorsium riset dari berbagai bidang dan kepakaran, sebagai upaya ikut sumbangsih menyelesaikan permasalahan Bangsa.
Pengembangan farmasitikal enkapsulasi nanodeliveri theaflavin teh melalui membran cair emulsi ganda nano liposom tubular telah dilakukan oleh Endy bersama Tim. Teknik yang telah dikembangkan adalah spray drying, mampu menghasilkan partikel seragam supaya melindungi sementara, mengendalikan waktu dan laju pelepasan dalam target. Akan tetapi, problem utama dalam spray drier powder theaflavin adalah terjadinya degradasi termal theaflavin menjadi thearubigin akibat suhu pengeringan yang tinggi dengan waktu lama. Untuk itu, pengeringan dilakukan pada temperatur dan relative humidity rendah serta waktu yang singkat dengan cara dehumidifikasi absorpsi dan nano dispersi jelas Yohana.
Yohana menjelsakan, nano spray dryer menghasilkan jutaan tetesan berukuran kecil setiap detik dengan menggunakan membran bergetar yang digerakkan oleh piezoelektrik di head semprotan. Nano spray dryer dengan sistem pemanas dan pengumpul partikel elektrostatik, memiliki volume 200 mg atau 2 mL. Hasil produk akhir meningkat. hingga 90%, ukuran partikel turun hingga 300 nm dengan distribusi ukuran yang sempit, dan proses pengeringan cepat tercapai hingga 150 ml/jam. Keuntungan utama bubuk ukuran nano, meningkatkan stabilitas, rasio volume permukaan dan tingkat penetrasi lebih tinggi, potensi terapeutik pada obat menjadi lebih efektif serta tidak beracun. Ukuran nano secara signifikan mempengaruhi serapan nanopartikel seluler dan jaringan, karena mempengaruhi mekanisme internalnya terang Yohana.
Yohana juga menambahkan bahwa mekanisme nano spray drying merupakan penguapan pelarut dan difusi zat terlarut pada spray karena perpindahan panas dan massa secara simultan. Solution product terdispersi menjadi tetesan halus, diikuti penguapan pelarut, sehingga terjadi penyusutan massa hingga terbentuk bubuk halus berupa amorf atau kristal. Mekanisme nano ionasi untuk mengubah morfologi partikel dari butiran kasar menjadi bubuk sangat halus. Produk yang dihasilkan dapat meningkatkan kelarutan karena rasio permukaan ke partikel nano lebih tinggi dan memiliki struktur lebih amorf sehingga mempercepat kinetika release suatu produk.
Tim saat ini telah bekerjasama dengan industri teh Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung di Bandung Selatan dan PT. Rumpun Sari Medini untuk pengembangan produk komersial bubuk theaflavin teh. Semoga dalam waktu dekat bisa komersialisasi produk di industri melalui riset terapan dan komersial, sehingga hasil riset ini bisa bermanfaat untuk masyarakat khususnya orang-orang yang berjuang untuk sembuh dari penyakit," tutup Yohana.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H