Mohon tunggu...
mohamad bajuri
mohamad bajuri Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru bloger

Tenaga pendidik di MTsN 3 Kebumen Jateng

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Calon Eyang, Bagaikan Bermain Layangan

10 Juni 2022   21:29 Diperbarui: 10 Juni 2022   21:50 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ada angin bagus bertiup, terbangkan layangannya. Benang diulur pelan-pelan hingga menjangkau ketinggian yang dinginkan. Kalau dirasa benang yang diulur terlalu panjang, layangan akan ngendelon kabotan ulang (keberatan menahan beban berat benang sehingga layangan bukan terbang tambah tinggi namun hanya terbang menjauh dari pemain. Maka perlu benang digulung, sampai pada titik tinggi yang diinginkan.

Saat layangan masih di atas bertiup angin kencang, segera dilakukan pendaratan paksa. Karena kalau tidak nanti layangan akan putus atau terbanting ke tanah. Lebih parah lagi jika layangan diterpa angin kencang akan berputar -putar (nguwil-nguwil) lalu terjerembab dengan keras ke tanah. Layangan akan patah dan kain robek-robek. Badan layangan rusak parah.

Andaikan saat terbang layangan theleng (berat sebelah), maka perlu diturunkan untuk dibenahi. Biasanya pada ujung sisi sebelah akan diberi pemberat pakai tanah agar bisa terbang seimbang.

Dokpri
Dokpri

Begitulah peran orang tua saat anaknya sudah menikah. Orang tua di sini tinggal memantau dan mengawal bagaimana perjalanan keluarga baru anaknya. Orang tua harus trengginas (cekatan) dalam memainkan peran. Kapan uluran tangan orang tua dibutuhkan, haruslah melihat situasi dan kondisi baik psikis dan psikologis pengantin. 

Apa dan bagaimana cara melakukannya sangat perlu dipikirkan matang-matang.  Jangan sampai niat baik orang tua dalam mengawal mereka berdua berkesan menjadi orang ketiga yang mencampuri urusan rumah tangga orang.

Menjadi orang tua juga jangan pelit terhadap anak. Ketika anak meminta bantuan moril dan spirituil segera berikan. Jangan menunggu sampai kondisi keluarga pontang panting baru bantuan datang. 

Memang tugas yang cukup sulit dan penuh resiko. Namun sebagai orang tua wajib melakukannya. Mengawal anak akan menjadi bagian tak terpisahkan dalam perjalanan biduk rumah tangga pengantin baru. Selamat menempuh hidup baru anak-anakku semoga samawa ya.  Moga dadio keluargo idaman adem ayem tentrem selawase. Aamiin. With love.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun