Ramadhan merupakan momentum yang dapat memberikan jalan hidup yang bersifat holistik, menyeluruh, meliputi hubungan manusia secara vertikal dan horizontal.
Secara vertikal, umat Islam dalam bulan Ramadhan dianjurkan untuk banyak berzikir dan berdoa, beristighfar, shalat malam, membaca Al-Qur'an, dan melakukan berbagai amalan sunnah lainnya. Ini merupakan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT atau hubungan secara vertikal. Ibadah ini diyakini dapat membersihkan diri manusia dari sifat-sifat tercela.
Secara horizontal, Ramadhan memberikan kesempatan kepada seorang Muslim untuk meningkatkan hubungan sosial, rasa solidaritas, membangun empati, atau jalinan silaturrahim.
Dalam bulan suci seorang Muslim diharapkan dapat menempatkan diri sebagai pribadi yang menjadi sumber berkah dan memberikan kebaikan kepada sesama. Dalam konteks ini, salah satu cara yang dianjurkan adalah sedekah.
Secara sederhana sedekah atau shodaqoh dapat diartikan sebagai suatu pemberian seseorang kepada orang lain yang membutuhkan, semata-mata hanya mengharap ridha Allah Swt.
Menurut peraturan BAZNAS No.2 tahun 2016, sedekah adalah harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.
Sedekah dengan demikian tidak saja terbatas pada sesuatu yang bersifat kebendaan. Bahkan seulas senyum dan keceriaan yang ditunjukkan kepada seseorang termasuk dalam kategori ibadah. Terkait tentang sedekah, Nabi SAW bersabda, "Senyummu di hadapan saudaramu adalah (bernilai) sedekah bagimu." (HR Tirmidzi).
Hadits lainnya, "Termasuk sedekah adalah engkau mengucapkan salam dengan wajah ceria (tersenyum) kepada orang-orang." (HR Ibnu Abi Dunya).
Sedekah disarankan dilakukan setiap waktu sejauh kita memiliki kelapangan baik tenaga, pikiran, maupun harta. Lebih dianjurkan lagi saat bulan Ramadhan.
Nabi SAW telah mencontohkan kedermawanan itu. Hal itu tercermin melalui salah satu hadits, "Rasulullah SAW adalah orang paling murah hati. Ia semakin murah hati di bulan Ramadhan." (HR al-Bukhari dan Muslim)