Pria itu mendesah panjang.
"Ada apa?" saya bertanya sambil menguap sedikit ngantuk siang itu.
Sembari menduduki bangku panjang itu, dia berkata, "Padi saya belum dipupuk."
"Kenapa?"
"Belum ada pupuk."
"Tidak ada ada yang dijual? Atau...?"
"Langka dan harganya mahal," sergahnya memutuskan pertanyaan saya.
"Mahalnya berapa?"
"700 sampai 800 ribu," kata pria itu menyahut ketus.
Saya tahu keketusan itu bukan diarahkan kepada saya tetapi pada harga pupuk dan kelangkaannya.
Wajah petani sedang muram. Tidak saja karena tanaman tumbuh dengan segan karena kekurangan air. Mereka juga dirundung kelangkaan pupuk dan harganya yang melambung.