Pada masa awal, jembatan gantung itu berfungsi sebagai jalur utama yang menghubungkan kampung-kampung terpencil di sekitarnya. Ini tentu karena saat itu jalan-jalan penghubung antar wilayah belum tersedia. Sekarang jembatan itu bukan satu-satunya fasilitas jalan yang tersedia. Namun demikian jembatan itu perlu dipertahankan, tidak saja sebagai bukti sejarah tetapi juga berbagai fungsi lainnya.
Jembatan gantung Gerung dirancang secara terintegrasi dengan saluran air yang berfungsi sebagai irigasi pertanian. Sarana irigasi itu diklaim saluran air yang pertama kali dibangun di daerah setempat.
Sebagaimana bangunan kolonial pada umumnya, jembatan gantung tersebut memiliki arsitektur yang khas. Tiang penopang dan komponen lainnya secara kesluruhan terbuat dari besi yang kokoh.
Peningggalan ini menjadi bagian penting dari lanskap kota Gerung yang berdekatan dengan Ibu Kota Lombok Barat. Jembatan kuno itu memberikan identitas visual yang unik dan menjadi salah ciri khas dari suatu wilayah dan menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Jembatan gantung peninggalan Belanda itu juga merupakan warisan budaya dan sejarah. Sekolonialnya sebuah bangunan akan akan tetap menjadi saksi bisu peristiwa sejarah yang telah membentuk masyarakat gerung sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Keberadaan jembatan itu dapat membawa membawa pengunjungnya menembus sejarah masa lalu, mengenang kembali pengalaman sejarah sebagai bagian dari perjalanan bangsa.
Ketertarikan banyak orang terhadap situs-situs sejarah membuat sebuah tempat sering dijadikan destinasi wisata. Keberadaan jembatan gantung gerung juga menjadi salah satu obyek wisata yang cukup potensial. Ini didukung oleh keberadaan desa wisata Kebon Ayu di sekitar jembatan. Desa ini menjadi salah satu desa wisata di Lombok Barat dengan agrowisata budidaya hidroponik.
Kondisi jembatan itu sampai sekarang kurang terawat. Dikutip dari Inside Lombok, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat berencana akan merenovasi jembatan tersebut tahun 2024 mendatang. Tujuannya untuk meningkatkan daya tarik wisata di daerah setempat.
Setidaknya ada 3 jembatan gantung yang ada di Lombok sebagai peninggalan kolonial. Selain jembatan gantung Gerung, terdapat jembatan gantung Kamasan yang berada di wilayah Kota Mataram. Jembatan ini konon dibangun pada jaman Jepang. (Sumber Radar Lombok).
Jembatan satunya lagi jembatan Gantung Mambalan. Terletak di desa Mambalan, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Biasanya jembatan dibangun di daerah dengan mobilitas masyarakat yang relatif ramai. Jembatan Mambalan justru dibangun di daerah yang tergolong sepi, di tengah persawahan yang menghubungkan antara pemukiman penduduk dengan lokasi kuburan warga Desa Mambalan yang dibatasi oleh sungai.
Lombok Timur, 05 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H