Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Alam

30 November 2023   22:32 Diperbarui: 30 November 2023   22:43 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam sudah melampaui puncaknya
Masih ada nyanyian serangga malam
Gumam temanku lirih terserang kantuk di sampingku
Di sini masih ada ketenangan
Ujarnya lemah

Alam memberimu kedamaian, juga
bahaya kelaparan
balasku
di balik keanggunannya
kantong semar adalah predator
dalam balutan pesona menawannya

Ada aroma keculasan
dari bau busuk bunga bangkai
Bunglon ganti warna bukan kelicikan
hanya sebuah upaya bertahan hidup

Nikmatilah keramahannya
Waspadai cuaca yang membadai
Kita tidak terlempar begitu saja
Alam mengajarkanmu cara bertahan
Dari mimpi buruk

Lombok Timur, 30 November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun