Saya tentu saja senang dan menyambut baik tawaran itu. Rasanya seperti mendapatkan durian runtuh. Namun kemudian saya berpikir tentu ada kompensasi politik yang diharapkan anggota dewan tersebut atas budi baik yang ditawarkan ke sekolah.
Sebagaimana saya jelaskan sebelumnya, menjelang pemilu biasanya para anggota legislatif dan calon legislatif berubah menjadi pribadi yang mencerminkan kedermawanan, kemurahan hati, dan berbagai sifat luhur lainnya. Ini merupakan fenomena yang kita ketahui bersama.
Mengingat fenomena tersebut saya mencoba mengkonfirmasi kepada wali murid yang menghubungi saya. Saya harus memastikan, jangan-jangan di balik kemurahan hati itu ada tendensi tertentu. Misalnya, siapa tahu yang bersangkutan mau nyaleg lagi dan meminta sekolah (kepala sekolah dan guru) ikut mendukung dengan melakukan aksi-aksi yang memberikannya keuntungan.
Karena itu, sebelum menerima tawaran itu, saya harus memastikan apakah sekolah harus melakukan sesuatu untuk keberlangsungan karir politik anggota tersebut. Jika ada persyaratan politik praktis tertentu, pihak sekolah harus mempertimbangkan dulu.
Ternyata tidak. Tidak ada kompensasi politik. Rupanya anggota legislatif satu ini cukup tahu etika. Mengetahui itu pihak sekolah tentu saja dengan senang hati menerima uluran tangan tersebut.
Bahkan sampai saat ini saya belum pernah berjumpa dengan anggota dewan tersebut. Jadi saya sama sekali tidak mengenalnya.
Pada awalnya tawaran itu direncanakan untuk perbaikan ruang kelas. Namun karena tingkat kerusakan ruang kelas tergolong berat sehingga membutuhkan anggaran yang cukup besar. Anggaran yang tidak cukup sehingga dana tersebut dialihkan untuk penataan halaman sekolah. Pilihannya adalah pemasangan paving block.
Adanya bantuan dari anggota dewan tersebut di atas merupakan salah satu bentuk politik masuk sekolah. Saya tidak ingin mengulas dari mana sumber dananya.
Satu hal yang penting sekarang halaman sekolah terasa lebih lega, bersih, dan nyaman. Halaman juga lebih mudah dibersihkan.
Anak-anak, pada saat yang sama, terlihat lebih aman bermain dan berolahraga di lapangan tanpa kuatir tersandung kerikil-kerikil kecil. Mereka tidak lagi kuatir mengejar bola tanpa alas kaki. Anak-anak lebih nyaman melakukan gerakan senam atau berkejar-kejaran di halaman sekolah. Mereka tidak lagi berjibaku dengan lumpur saat musim hujan tiba.
Lombok Timur, 30 November 2023