Berdasarkan hasil observasi, guru tidak melakukan apersepsi saat memulai kegiatan. Padahal ini bagian penting dari proses pembelajaran. Bagian ini rupanya terlupakan karena terlalu fokus pada penampilan mengajar yang harus ditunjukkan.
Apersepsi berfungsi untuk memberikan rangsangan awal kepada siswa sebagai pintu masuk ke dalam topik yang akan dipelajari. Appersepsi dapat diandaikan sebagai upaya guru menggiring pemahaman dasar siswa menuju esensi materi pembelajaran.
Dalam pernyataan yang berbeda appersepsi adalah upaya guru membawa dunia siswa ke dunia baru atau upaya mengaitkan apa yang diketahui dengan apa yang akan dipelajari.
Apersepsi diperlukan untuk membuat kenyamanan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Dikutip dari Jurnal Dedikasi Nusantara, apersepsi dipandang sebagai sebuah langkah penting untuk memberikan rasa nyaman kepada anak-anak. Hal ini karena kebanyakan siswa memiliki citra negatif tentang kegiatan belajar.
Dengan argumen mengedepankan rasa nyaman, apersepsi menjadi pertimbangan yang patut diperhitungkan agar siswa dapat berkonsentrasi secara maksimal dalam belajar.
Dengan apersepsi diharapkan mereka tidak gagap dengan materi baru yang akan dipelajari. Oleh karena itu, apersepsi menjadi pilihan yang dianggap tepat untuk membangun rasa nyaman.
Jika dilihat dari materi atau topik yang dipelajari, akan lebih tepat jika guru memulai apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia anak-anak sehari-hari.
Guru dapat masuk ke materi pelajaran dengan mengajukan pertanyaan tentang apa yang dibaca sebelum mulai belajar pagi itu dan mengajak siswa membaca secara individu atau bersama-sama.
Pertanyaan berikut juga dapat digunakan sebagai kegiatan apersepsi.
"Anak-anak sudah sarapan hari ini?"
"Apa sarapanmu?"
"Kalau mau makan tangan harus bagaimana? Bersih atau kotor?"
"Agar makanan menjadi berkah, apa yang dibaca sebelum makan?"
"Mengapa kita harus membacanya?"
Pertanyaan dapat dikembangkan ke arah yang lebih luas dan mendalam. Misalnya,
"Kapan saja basmalah harus dibaca?"
"Apakah setiap melakukan sesuatu harus membaca basmalah? Mengapa?"
Guru dapat mengembangkan pertanyaan lebih luas tentang aktivitas sehari-hari yang harus didahului dengan bacaan basmalah.