Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Prinsip Pembelajaran yang Harus Dipahami Guru

23 Juli 2023   08:39 Diperbarui: 23 Juli 2023   08:40 2464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini merupakan materi pelatihan mandiri dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM) dengan topik kurikulum merdeka. Konten artikel dikembang berdasarkan materi modul 2 dengan topik "Pembelajaran versi Kurikulum Merdeka". Secara spesifik artikel ini mendeskripsikan tentang prinsip umum pembelajaran.

Membuka diskursus tentang pembelajaran dalam sebuah kelas, pihak yang paling bertanggung jawab adalah guru. Guru sering diposisikan sebagai pemimpin pembelajaran di kelasnya. Posisi ini menempatkan guru sebagai pemegang kendali dan penentu keberhasilan pembelajaran.

Sebagai pemimpin pembelajaran di kelasnya, bukan berarti seorang guru menjadi tokoh utama atau pemain inti dalam sebuah pembelajaran. Dalam paradigma pembelajaran baru, guru berada dalam posisi sebagai fasilitator, bukan sebagai atasan melainkan sebagai mitra murid dalam proses pembelajaran.  (dikutip dari undiksha.ac.id). 

Sebagai fasilitator, guru berperan membantu siswa untuk menggali pengetahuan mereka sendiri dan memahami materi pelajaran dengan cara-cara yang berbeda, seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau menggunakan teknologi untuk memperkuat pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru berupaya mendorong siswa untuk aktif bertanya, berdiskusi, dan berpartisipasi dalam kelas. 

Sebagai pemimpin pembelajaran guru harus dapat melaksanakan pembelajaran yang berdampak pada murid. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang efektif dalam memberikan pengaruh positif dan menghasilkan perubahan yang signifikan dalam perkembangan dan prestasi siswa. Perubahan signifikan bukan berarti sebuah perubahan besar-besaran dalam waktu singkat melainkan perubahan-perubahan sederhana  yang bersifat tetap dan berkesinambungan pada diri murid.

Dunia pendidikan sepakat bahwa sitiap murid memiliki kebutuhan dan gaya belajar, minat, dan bakat yang berbeda. Fakta ini menuntut guru dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan prinsip-prinsip yang dapat memfasilitasi beragam kebutuhan murid.

Ada 5 prinsip pembelajaran dengan paradigma baru yang dapat diperankan oleh satuan pendidikan dan guru untuk mendukung proses pembelajaran yang berkualitas.

Pertama, Mempertimbangkan kebutuhan capaian belajar murid.

Saat ini pembelajaran dirancang dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan capaian setiap murid yaitu kebutuhan belajar dan perkembangannya. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi perbedaan kompetensi dan potensi setiap murid sehingga murid mendapatkan hak belajarnya dengan baik.

Untuk memahami kebutuhan dan kemampuan murid guru dapat melakukan evaluasi sebelum proses pembelajaran. Salah satunya adalah asesmen diagnostik. Dari hasil asesmen diagnostik guru memahami kebutuhan setiap murid kemudian guru memutuskan menggunakan pendekatan pembelajaran terdiferensiasi untuk mengakomodir kebutuhan murid yang beragam.

Kedua, Membangun kapasitas belajar murid menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Murid mempunyai fisik, mental, dan pikiran yang akan terus tumbuh dan berkembang. Oleh sebab itu diperlukan pembelajaran yang mengembangkan pola pikir tumbuh atau growth mindset. Murid harus didorong untuk mengetahui apa yang dipelajari, mengelola tantangan, dan melakukan refleksi atas pengalaman belajarnya.

Dalam konteks kelas, misalnya, guru melibatkan murid dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Dengan membuka dialog dengan murid guru membantu murid menemukan dan menumbuhkan motivasi internal serta kepercayaan dirinya untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Ketiga, Mendukung perkembangan kognitif dan karakter murid.

Satu hal yang penting dalam pembelajaran yang berdampak adalah tumbuhnya keseimbangan kognitif dan sosial emosional dalam rangka menumbuhkan budi pekerti. Oleh Karena itu, guru perlu melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang bermuara pada perkembangan karakter dan kompetensi murid. 

Sebagai ilustrasi, guru dapat mengembangkan kecakapan berpikir murid dan sikap kritis melalui penguatan literasi. Melalui teks guru menumbuhkan kecakapan sosial emosional murid dengan mengapresiasi proses belajar, berempati, bekerja sama, dan sikap saling membantu antar murid 

Keempat, Menyesuaikan konteks kehidupan murid.

Murid tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh kebudayaan dalam lingkungan dimana mereka lahir dan dibesarkan. Oleh karenanya perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan konteks kebudayaan dan kehidupan masyarakat setempat. 

Prinsip ini selaras dengan fungsi satuan pendidikan sebagai lembaga yang berfungsi memelihara warisan budaya yang ada di masyarakat. Guru, dengan demikian, harus membantu murid mengenal konteks diri dan lingkungannya, berpartisipasi dalam kegiatan adat atau budaya. Dalam proses belajar, guru memiliki peran menghubungkan murid dengan sumber belajar di sekitarnya, seperti, komunitas, tokoh agama, tokoh budaya, atau institusi yang relecan.

Kelima, mengarah pada masa depan yang berkelanjutan. 

Murid merupakan generasi penerus masa depan yang akan menjaga dan mengisi keberlanjutan kehidupan. Pada titik ini konten materi harus dirancang dengan melibatkan isu-isu dan tantangan seperti, perubahan iklim, kerusakan lingkungan, pelanggaran HAM, dan lain-lain. Ini akan dapat mendorong murid memiliki beberapa kompetensi yang memungkinkan mereka berkontribusi menghadapi isu dan tantangan tersebut. Untuk itu pembelajaran harus berorientasi ke arah tumbuhnya kesadaran murid pada masa depan yang berkelanjutan.

Prinsip-prinsip di atas muncul sebagai respons atas perubahan yang terjadi begitu cepat di dunia dan fakta keberagaman yang kita miliki. 

Keseluruhan prinsip pembelajaran paradigma baru yang diterapkan guru dan satuan pendidikan diharapkan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung beragamnya kebutuhan murid.

Lombok Timur, 23 Juli 2023

Referensi 1, 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun