Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Layang-layang, Menjeda Hubungan Anak-anak Alpha dengan Gadget

16 Juni 2023   09:34 Diperbarui: 17 Juni 2023   01:00 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak bermain layangan. (KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)

Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan benang
Kujadikan layang-layang

Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang
 

Musim kemarau telah datang. Tanah sawahpun menjadi kering dan pecah-pecah, menganga bagai paruh anak burung menanti suap makanan dari induknya. Hamparan padi telah berubah menjadi petakan sawah yang kosong. 

Matahari sore yang hangat, sehangat tangan diselipkan di antara dua paha saat cuaca dingin. Angin berhembus menimbulkan lambai pada ranting dan dedaunan.

Musim kemarau telah datang. Saban sore anak-anak generasi alpha bergegas menuju sawah lapang. Gulungan benang di tangan. Layang-layang terikat erat di ujung gulungan.

Tangan-tangan kecil itu mengulur dan menarik. Kaki-kaki mungil berlari atau berjalan, maju mundur mengikuti gerak dinamis layang-layang. Mereka bergerak riang, sesekali melompat menghindari parit.

Kesadaran mereka mengarah ke angkasa. Tatapan matanya mengikuti gerak layang-layang yang terbang melawan kekuatan gravitasi atas gaya dorong angin sore. Kaki terperosok ke dalam pecah tanah sawah. Mereka bangkit lagi. Tidak penyerah. Pantang berhenti sampai layang-layang mengangkasa.

Bau keringat bocah menyebar. Pelipisnya basah. Napas tersengal. Mereka tidak peduli. Mulutnya berteriak menyoraki layangan putus. Layang-layang membuat gerakan tubuh mereka aktif. Tangannya mengendali layang-layang. Ini melatih kekuatan otot lengan, meningkatkan keseimbangan gerak, membentuk keterampilan koordinasi mata dan tangan. 

Ilustrasi permainan layang-layang di hamparan sawah warga (Dokumen pribadi)
Ilustrasi permainan layang-layang di hamparan sawah warga (Dokumen pribadi)

Bermain layangan menyenangkan mereka. Hiburan di alam terbuka. Bersosialisasi dengan temannya, tertawa bersama, bersaing di udara. Situasi ini positif bagi anak-anak alpha untuk menikmati pertemanan dan kehidupan sosial dalam arti yang sebenarnya. 

Bermain layangan dapat menjadi kegiatan sosial yang melibatkan teman, keluarga, atau anggota komunitas. Ini dapat memperkuat hubungan sosial dan membangun kerja sama dalam tim. Hal terpenting adalah memberikan kesempatan mereka untuk bertemu dengan orang-orang baru yang memiliki minat yang sama.

Layang-layang memberikan kesempatan kepada anak-anak belajar memahami alam. Mereka belajar memperhitungkan gerak angin, memahami prinsip aerodinamika. Mereka belajar dari alam bagaimana pergerakan udara mempengaruhi gerak layang-layang dan gerakan benda angkasa lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun