Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Teknik Menyambung "Kelengkeng Jantan"

14 Juni 2023   22:30 Diperbarui: 15 Juni 2023   01:46 2339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pohon kelengkeng di halaman rumah (Dokumentasi pribadi)

Kelengkeng, ada yang menyebutnya lengkeng, merupakan tanaman tropis yang cukup populer di Indonesia. Tanaman kelengkeng, dikenal dengan istilah Latin dimocarpus longanrata-rata dapat tumbuh mencapai ketinggian 30 meter hingga 40 meter. Diameter pohonnya dapat mencapai 80 cm. (Wikipedia). 

Kelengkeng dapat dibiakkan dengan menggunakan biji. Sebagaimana tanaman buah pada umumnya memerlukan waktu yang cukup lama untuk berbuah, bisa mencapai 2-3 tahun. Jika dikembangbiakkan dengan teknik cangkokan atau sambung dapat berbuah pada umur 8-12 bulan.

Buah kelengkeng berbentuk bulat. Beberapa jenis buahnya cenderung lonjong. Saat masih muda kulit buahnya berwarna hijau. Kalau sudah matang warna kulitnya akan berubah menjadi coklat. 

Biji kelengkeng berbentuk bulat mengkilap dan berwarna hitam, terbungkus oleh daging buah yang transparan. Namun ada juga varietas lengkeng yang buahnya berwarna merah.

Di salah satu sudut halaman rumah saya berdiri sebuah pohon kelengkeng yang saya tanam beberapa tahun yang lalu. Saat itu, seorang sahabat memberikan saya dua buah bibit kelengkeng untuk ditanam.

Saat saya menerima benih itu, sahabat saya berpesan agar kelengkeng itu ditanam di tempat yang berdekatan. Katanya kedua kelengkeng itu merupakan kelengkeng jantan dan betina. Sebagai orang yang tidak begitu paham ilmu tumbuh-tumbuhan saya manggut-manggut dan percaya saja.

Melihat saya pulang membawa kelengkeng, sepupu saya yang tinggal di seberang jalan meminta salah satu dari bibit itu untuk ditanam di halamannya. Dengan pertimbangan bahwa halaman kami tidak berjauhan saya memberikan salah satu bibit tanaman tersebut. 

Ilustrasi pohon kelengkeng di halaman rumah (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi pohon kelengkeng di halaman rumah (Dokumentasi pribadi)

Pertimbnagan saya, kalau ditanam di halamannya sepasang kelengkeng yang diduga jantan dan betina itu dapat hidup berdampingan dalam jarak yang cukup dekat, tidak terlalu jauh. Dalam pikiran naif saya keduanya bisa berbuah.

Akhirnya, satu kelengkeng saya tanam di halaman rumah saya, satunya lagi di halaman rumah sepupu saya. Sayang kelengkeng di halaman rumah sepupu saya tidak dapat hidup. Kelengkeng saya sebaliknya, tumbuh subur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun