Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

3 Penyebab Siswa Menangis Saat Belajar dan Solusinya

18 Mei 2023   10:19 Diperbarui: 19 Mei 2023   00:13 1809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi proses pembelajaran (Dokumentasi pribadi)

Kedua, siswa tersebut kemungkinan merasa bersalah berlebihan karena tidak dapat memenuhi harapan guru. Munculnya rasa bersalah itu sudah menjadi kecenderungan manusia bahwa setiap orang memiliki kecenderungan untuk memberikan sesuatu yang terbaik kepada orang-orang tertentu. Bisa saja siswa tersebut menangis akibat rasa bersalah berlebihan karena tidak dapat melakukan hal terbaik untuk guru sekaligus untuk dirinya sendiri.

Menyikapi hal ini, guru harus hadir dan menempatkan siswa sebagai anak yang memerlukan bantuan. Guru harus memberikan pelayanan dengan memberikan bimbingan secara individual sekaligus memberikan motivasi untuk menumbuhkan semangat belajar dan rasa percaya diri. 

Ketiga, ketidakmampuan siswa juga mengakibatkan rasa minder atau rasa rendah diri dimana dia merasa tidak lebih baik dari teman-temannya. Namun demikian, siswa yang merasa tidak mampu tidak selalu merasa minder. Di antara mereka ada yang mau berusaha untuk belajar dan bertanya. Siswa seperti ini biasanya memiliki motivasi yang kuat dan rasa percaya diri. Dia akan berani mengakui ketidakmampuannya dan berusaha mengatasi permasalahan dirinya.

Siswa lainnya mengalami rasa minder atau rendah diri saat merasa tidak mampu untuk mengikuti proses pembelajaran. Siswa seperti ini biasanya memilih diam dan menyendiri. Tangisan anak di atas juga dapat dipicu oleh rasa minder. 

Maka, lagi-lagi peran guru menjadi penting dan dominan. Diperlukan pendekatan personal dengan membangun komunikasi yang lebih intens. Anak-anak yang minder memerlukan pendampingan dan rekan berbicara untuk menumbuhkan rasa percaya diri mereka.

Apa yang terjadi pada siswa di atas ternyata tidak dapat dilakukan oleh guru secara mandiri. Beberapa siswa tidak segan bertanya kepada gurunya. Beberapa siswa lain terlihat enggan karena bisa jadi merasa tidak nyaman. 

Dalam situasi seperti ini, guru perlu melibatkan pihak ketiga untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi belajar, dan hal-hal positif lainnya. Salah satu dari pihak ketiga itu adalah teman sebaya mereka. 

Lombok Timur, 18 Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun