Air adalah sumber kehidupan. Dalam kehidupan rumah tangga hampir semua lini aktivitas memerlukan air; untuk minum, memasak, mandi, mencuci, menyiram tanaman, dan sebagainya. Dalam skala yang lebih luas, air tidak dapat dilepaskan dari aktivitas pertanian, perkebunan, dan bidang-bidang lainnya.
Tidak semua daerah memiliki keberuntungan dapat memperoleh air dengan mudah. Ada daerah yang memang berada di wilayah kritis, jauh dari sungai. Kondisi ini membuat mereka harus menggunakan air seirit mungkin.
Jangankan untuk bercocok tanam, mendapatkan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga saja banyak yang mengalami kesulitan. Mereka harus menanti pasokan air dari tempat lain lalu ikut dalam antrean panjang dengan membawa wadah berupa jerigen atau wadah lainnya.
Sebagian orang lainnya beruntung karena hidup di daerah dengan sumber air yang melimpah. Mereka dekat dengan sumber air dari pegunungan, sehingga tidak bermasalah dengan pemenuhan kebutuhan air bersih.
Salah satu cara paling umum yang dapat dilakukan adalah dengan membuat sumur gali. Apa itu sumur gali?
Dikutip dari nawasis.org, sumur gali untuk sumber air bersih adalah sarana untuk menyadap dan menampung air tanah dari akuifer yang dipergunakan sebagai sumber air baku untuk air bersih dan mampu menghasilkan air sebanyak minimal 400 liter setiap hari per keluarga, dibuat dengan cara menggali.
Pembuatan sumur gali untuk keperluan air bersih memang memerlukan sejumlah persyaratan kesehatan sebagaimana dijelaskan dalam laman indonesian-publichealth.com. Sayangnya tidak semua orang dapat membuat sumur gali dengan mudah. Hal ini disebabkan kedalaman air tanah di setiap tempat berbeda.
Sebagai contoh, di sekolah saya yang berjarak sekitar 2 km dari rumah saya kedalaman sumur bisa mencapai 17-25 meter. Itupun mata airnya tidak maksimal. Air sumur akan meningkat jika musim hujan tiba. Bisa dipastikan ini merupakan rembesan air hujan.
Sedangkan di sekitar pemukiman saya, dengan kedalaman sumur hanya mancapai 7-10 meter, mata airnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan 1 sampai 2 keluarga.
Saya sendiri menggunakan sumur gali sebagai sumber air. Setiap rumah tangga di sekitar juga memanfaatkan sumur untuk memenuhi kebutuhan air. Sebagian menggunakan pompa listrik sebagian lagi masih menggunakan timba atau gayung katrol.
Sumur di rumah saya kedalamannya sekitar 7-8 meter. Seingat saya saat biaya penggalianya sekitar 750 ribu sampai 1 juta. Sumur itu pernah digali ulang dengan tujuan mendapatkan sumber air dengan debit yang lebih besar. Kalau tidak salah ongkosnya sekitar 500 ribu. Ongkosnya cukup bersahabat kala itu. Tukang galinya warga sekampung sehingga tarifnya juga tarif internal kampung. Letak sumurnya cukup jauh dari septick tank, lebih dari 10 meter.
Untuk mengangkat air yang ditampung dalam tower penampungan saya menggunakan mesin. Dan ini bagian dari cara menguras energi listrik.