Cerpen "Hujan Kepagian" karya Nugroho Notosusanto, Sebuah kumpulan cerpen sejarah pergerakan revolusi pasca kemerdekaan. Cerpen itu terdiri dari enam judul. Walaupun demikian cerpen itu tidaklah melulu berkisah tentang perang. Kumpulan cerpen itu juga mengungkap sisi lain dari kemanusiaan kita. Nugroho mengajak pembaca tudak melihat perang sebagai sesuatu yang hitam putih.
Cerpen pertama berjudul "Senyum" mengisahkan tentang percakapan tokoh Aku dan arwah Jono yang memilih menjadi prajurit daripada sekolah. Percakapan itu mengungkapkan kepuasan Jono yang mati dalam keadaan tersenyum karena telah menunaikan baktinya agar Tati, adiknya, yang mewakili anak-anak seusianya dapat bersekolah tanpa bayang-bayang perang.
Melalui cerpen berjudul "Perawan di Garis Depan", Nugroho berkisah tentang seorang perawan yang terlibat sebagai pejuang dan berada di pront depan. Perawan itu dilukiskan sebagai pribadi tak yang mengenal rasa takut, pemberani, dan kejam.
Pribadi perawan itu dibentuk oleh pengalaman pahit dan kesengsaraan yang bertubui-tubi. Pengalaman itu membuatnya menjadi pejuang penuh pengorbanan. Bermula dari kematian ibu dan saudara-saudaranya. Kemudian dia memilih menjadi tentara dan bergabung dengan pejuang lain di pront depan. Di dunia perang yang liar, penderitaannya menjadi berlipat ganda karena mengalami perkosaan berkali-kali.
Pengalaman getir itu mengubah sang Perawan menjadi pribadi yang kejam. Gadis malang itu tumbuh menjadi perempuan bengis. Dia membunuh semua pemerkosanya. Di ujung kisah sang Perawan menangis di atas pusara ibunya. Dia meyakini seluruh pengorbanan dengan berbagai kegetiran yang dialaminya merupakan pengorbanan seorang perawan suci.
Nugroho dalam kumpulan cerpennya "Hujan Kepagian" mengajak pembaca melihat sisi lain dari kekejaman perang, tentang sisi kemanusiaan paling dalam, pengorbanan, perjuangan, dan cinta. Dalam cerpen Konyol, Notosusanto mengungkap prilaku mesum tokoh Dik dengan kekasihnya Titi. Perbuatan itu dipercaya semua orang sebagai penyebab tewasnya Dik.
Hal yang sama ditunjukkan Nugroho dalam bagian lain dari kumpulan cerpen "Hujan Kepagian"-nya.
Apa hubungan "Hujan Kepagian" dengan masuk sekolah pukul 5 pagi?
Saya pertama kali mengetahui informasi kebijakan salah satu daerah tentang masuk sekolah jam 05 pagi dari salah satu artikel kompasianer Heronimus Bani berjudul Menimbang Urgensi Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT, yang diunggah tanggal 27 Februari lalu. Saya merasa tidak percaya dengan judul artikel itu. Saya mengusap mata berkali-kali untuk memastikan tidak salah baca.
Dua hari setelah itu, 01 Maret 2023, kompasiana menawarkan topik pilihan berjudul MEMBAYANGKAN MASUK SEKOLAH PUKUL 05 PAGI. Puluhan artikel muncul menjawab tantangan admin atas topik pilihan tersebut. Tanggapan kompasianer beragam tentang kebijakan tendensius itu. Ada yang melihat sisi positif tetapi lebih banyak yang menilai kebijakan itu sebagai sesuatu yang berlebihan..