Kalau kami melayani mereka dengan ramah bukan berarti kami memacari mereka. Tidak mungkin kita melayani mereka dengan sikap yang kurang ramah. Itu dapat menambah tekanan hidup mereka."
Dialog fiktif di atas pada dasarnya seringkali terjadi di dunia realitas. Kerapkali ditemukan pemimpin atau pejabat tidak memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni. Mereka sering mengabaikan konteks dalam berbicara. Asal bunyi. Ini sebuah indikasi rendahnya kemampuan komunikasi seorang pemimpin.
George Terry pakar "Ilmu Manajemen Modern", memandang kepemimpinan sebagai kegiatan mempengaruhi orang lain agar bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tercapainya tujuan bersama. Salah satu cara mempengaruhi orang lain itu melalui komunikasi. Dengan demikian, seorang pemimpin perlu membekali diri dengan kemampuan komunikasi yang baik agar dapat mempengaruhi orang lain. Kemampuan komunikasi itu menyangkut komunikasi secara antar personal maupun komunikasi publik (public speaking).
Komunikasi dimaknai sebagai proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari seseorang kepada orang lain atau dari satu pihak ke pihak lain. Dalam dunia psikologi, komunikasi sangat diperlukan dalam pertumbuhan dan pengembangan diri. Melalui komunikasi seseorang akan menemukan dirinya, mengembangkan konsep pribadinya, dan menetapkan hubungan dirinya dengan dunia sekitar dan lingkungan sosialnya. Hubungan seseorang dengan orang lain akan menentukan kualitas hidupnya.
Kegagalan komunikasi ditandai dengan ketidakberhasilan pemimpin meyakinkan banyak orang, pesannya membangkitkan kejengkelan, atau pemimpin itu gagal membuat orang bertindak. Kegagalan itu berarti bersumber dari komunikasi pemimpin yang tidak efektif. (Lucy, dkk: 2016)
Pada titik ini, seorang pemimpin seharusnya segera menyadari kegagalan itu dan memperbaiki pola komunikasi yang diterapkan. Pemimpin harus mulai belajar ilmu komunikasi. Jika tidak, dia akan ditinggalkan banyak orang dan tujuan organisasi tidak akan tercapai.
Hal mendasar yang diperlukan seorang pemimpin dalam proses komunikasi pada sebuah organisasi adalah mendengarkan dan menerima masukan orang lain. Kepemimpinan bukan sebuah kesendirian. Pemimpin tidak hidup dalam kelengangan sosial. Kepemimpinan menyangkut hubungan dengan orang banyak dalam sebuah institusi. Untuk itu seorang pemimpin harus memiliki kemampuan menjadi pendengar yang baik.
Jika pemimpin mampu menjadi pendengar yang baik, kemampuan selanjutnya adalah kemampuan mengakomodasi setiap masukan. Sebuah lembaga yang dipimpin merupakan kehidupan kolektif. Oleh karena itu, pemimpin yang baik tidak belaka mengambil keputusan berdasarkan ide dan pikirannya sendiri. Seorang pemimpin harus mengintegrasikan sebuah keputusan dengan mempertimbangkan gagasan dan masukan banyak orang.
Kemampuan lain dan utama yang diperlukan pemimpin adalah kemampuan berbicara di depan umum (publik speaking). Kemampuan ini tidak sekadar memiliki rasa percaya diri tetapi juga penguasaan terhadap topik yang akan disampaikan. Ketika berbicara di hadapan bawahannya, pemimpin, materi yang disampaikan tidak boleh out of topic. Dalam pengertian penyampaian materi harus kontekstual atau sesuai dengan topik kegiatan yang sedang berlangsung. Andai pesan dalam proses komunikasi dikembangkan seharusnya tidak keluar dari topik yang ada. Topik boleh saja berkembang tetapi harus tetap berada pada pokok permasalahan.
Pada akhirnya kualitas pribadi seseorang dapat diukur dari kemampuan komunikasinya, keterampilan menyampaikan pesan atau informasi kepada audiens. Saya sendiri tidak memiliki kemampuan berbicara yang dapat diandalkan. Namun saya meyakini bahwa pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik akan lebih mampu mempengaruhi orang lain tinimbang pemimpin yang memiliki kemampuan komunikasi yang buruk.
Lombok Timur, 12-12-2022