Doodle adalah perubahan logo Google yang asyik, mengejutkan, dan kadang spontan, untuk merayakan liburan dan peristiwa penting, serta memperingati kehidupan para seniman, pelopor, dan ilmuwan terkenal. [1]
Beberapa sumber melansir bahwa kehadiran google doodle dimulai dari kerja iseng pendirinya, Larry Page dan Sergey Brin. Pada tahun 1998, sebelum perusahaan didirikan, pendiri Google Larry dan Sergey menggunakan logo perusahaan untuk mengidentifikasi diri mereka di Burning Man Festival di gurun Nevada. Konsep doodle pun lahir. Dengan gambar orang sederhana di balik huruf 'o' kedua pada kata Google, logo yang diubah bertujuan untuk menyampaikan pesan lucu kepada pengguna Google bahwa sang pendiri sedang 'absen' atau tidak berada di tempat. Doodle pertama relatif sederhana, tetapi kemudian lahir ide untuk menghias logo perusahaan untuk merayakan acara penting.
Dua tahun kemudian, pada tahun 2000, Larry dan Sergey menugaskan webmaster Dennis Huang, seorang pekerja magang, untuk membuat grafiti Hari Bastille. Pengguna Google sangat senang dan menyambut gembira dengan penunjukan Dennis sebagai pembuat orat-oret utama Google, dan orat-oret terus muncul di beranda Google dengan frekuensi yang meningkat. Pada awalnya, Doodle kebanyakan merayakan hari raya. Dalam perkembangannya kini Doodle mencakup berbagai hal, mulai dari tokoh terkenal, lingkungan, budaya, sampai es krim Sundae.
Sampai saat ini google telah membuat lebih dari 5.000 doodle untuk beranda di seluruh dunia. Ide doodle berasal dari berbagai sumber, termasuk Googler dan pengguna. Proses pemilihan doodle dimaksudkan untuk merayakan ulang tahun dan hari jadi yang menarik dan mencerminkan kepribadian dan semangat untuk berinovasi. Google doodle akan tampil berbeda pada setiap wilayah atau negara.
Hari ini, 16 November 2022, google doodle memberikan keistimewaan kepada salah satu alat musik tradisional Indonesia untuk menjadi salah satu tema pada berandanya. Google doodle angklung kali ini menampilkan enam sosok kartun yang memegang angklung. Enam sosok kartun itu tampak memainkan alat musik yang konon sudah dikenal sejak 400 tahun lalu kemudian menggetarkannya. Itulah penampilan Google Doodle yang mengambil tema alat musik tradisional Indonesia berbahan dasar bambu yang suaranya dipercaya dapat menarik perhatian Dwi Sri sebagai dewi padi dan kemakmuran.
Hari ini, 12 tahun yang lalu, tanggal 16 November 2010 UNNESCO menetapkan angklung sebagai warisan dunia. Sehingga tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Angklung Sedunia. [2]
Selamat Hari Angklung Sedunia 2022
Lombok Timur, 16 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H