Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Merokok Membahayakan Kesehatan, Tidak Merokok Merugikan Para Petani

5 November 2022   21:14 Diperbarui: 5 November 2022   22:21 2056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang kesulitan menghilangkan kebiasaan merokok. Banyak pula orang yang mampu berhenti secara total dari candu tar dan nikotin tersebut. Saya sendiri termasuk kelompok yang pertama. Kelompok yang selalu mengalami kesulitan memutuskan secara total kebiasaan merokok. Sejauh ini saya hanya bisa mengurangi.

Saya mengenal rokok sejak duduk di bangku SMA. Awalnya hanya coba-coba karena terpengaruh teman-teman perokok. Batang awal hingga batangan selanjutnya asap rokok membuat saya pusing. Mata berkunang-kunang. Sampai pada sebuah titik, batang rokok seakan mulai menjadi sesuatu yang memberikan kenyamanan pada sistem pernapasan. Mungkin awalnya tidak dapat dikategorikan kecanduan karena merokok tidak setiap hari. Namun, saya mulai terbiasa menghisap tanpa disertai rasa pusing. Asapnya tidak lagi membuat mata saya berkunang-kunang. Semuanya berubah menjadi semacam kenikmatan. Saat asap rokok memenuhi rongga dada, ada sesuatu yang bekerja dan menciptakan ketenangan sementara.

Pada titik selanjutnya, ketika memasuki masa kuliah saya mulai ketagihan. Harga sebungkus rokok saat itu berkisar antara 1.000 sampai 1.250. Saya menjadi perokok dalam kategori berat. Tidak ada rokok serasa tidak ada kehidupan. Tentu saja tanpa berani diketahui orang tua. Bisa jadi korban kemarahan. 

Berbagai merk rokok pernah saya coba. Salah satu merk rokok pernah bertahan cukup lama dalam kehidupan saya. Saya tidak ingat berapa tahun. Saya bisa menghabiskan dua bungkus sehari. Bahkan bisa mencapai tiga bungkus jika ngobrol dengan teman-teman. Saat ngobrol, rokok dan kopi menjadi dua hal yang tak terpisahkan dalam dunia para perokok.

Belakangan dalam beberapa tahun terakhir saya memilih jenis rokok tanpa filter sampai sekarang. Rokoknya lebih padat. Tingkat kepadatan itu membuatnya terbakar dan durasi merokok lebih lama dari rokok sebelumnya. Hal ini berpengaruh pada kepuasan merokok. Makin lama waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan sebatang rokok, rasa puas juga bertahan lebih lama. Keinginan merokok juga tertunda lebih lama. Ini membuat saya lebih hemat jika dibandingkan mengkonsumsi rokok lain. Jika sebelumnya dalam 24 jam saya membutuhkan dua sampai tiga bungkus sekarang cukup satu bungkus. Bahkan sebungkus bisa bertahan sampai 2 hari.

Di kehidupan kampung para perokok memiliki alternatif lain berupa rokok lintingan. Rokok ini berbahan dasar tembakau kesturi yang dirajang lalu dikeringkan dengan cara dijemur. Tembakau kesturi dijual dengan harga 100 rb sampai 250 rb untuk setiap tumpi (gulungan tembakau kering dengan panjang 1,5 meter dan lebar 05 meter). Tembakau itu dilinting dengan kertas rokok yang bisa didapatkan di berbagai kios kecil.

Para perokok yang biasa mengomsumsi rokok pabrik biasanya memilih rokok lintingan untuk mengurangi pengeluaran. Rokok jenis ini menjadi pilihan lain jika dompet sudah tidak memungkinkan lagi untuk terus menerus membeli rokok pabrikan. Saya juga melakukan hal yang sama.

Perokok berat tidak akan pernah kehilangan akal untuk melampiaskan hasratnya. Mereka akan selalu menemukan jalan. Ketika rokok mengalami kenaikan harga beberapa waktu yang lalu, tetap saja tidak mengurangi kebiasaan merokok. "Kenaikan harga rokok tidak akan membuat saya berhenti," kata seorang tetangga dengan nada menantang.

Tujuan pemerintah menaikkan bea cukai rokok dalam rangka mengurangi konsumsi rokok bisa dianggap positif. Akan tetapi, jika kembali kepada kata tetangga saya di atas upaya ini tdak akan cukup efektif. Masih ada rokok lain yang menjadi pilihan para perokok untuk memuaskan hasratnya.

Di tempat saya sendiri, tembakau merupakan salah satu komoditas pertanian andalan. Selengkapnya baca di sini. Penghasilan para petani dari tembakau terutama jenis virgina sangat menguntungkan. Akan tetapi, jauh lebih menguntungkan perusahaan tembakau yang menjadi pembeli tembakau para petani. Seharusnya pemerintah juga membela para petani tembakau dengan mengakomodir kepentingannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun