Salah satu sifat bahasa adalah dinamis, selalu mengalami perkembangan. Perkembangan itu dapat menyangkut fonem, kosakata, dan tata bahasa.
Pada tataran semantik atau makna bahasa juga menjadi aspek yang tidak terlepas dari dinamika. Makna sebuah kata bisa mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Perkembangan bahasa itu disebabkan oleh sejumlah hal dan terjadi melalui proses yang cukup rumit. Salah satu penyebabnya adalah interaksi antara masyarakat tutur bahasa tertentu dengan masyarakat tutur bahasa lain.
Saya menggunakan istilah masyarakat tutur dari Abdul Chaer, yang diartikan sebagai sekelompok orang yang menggunakan bahasa yang sama dalam proses komunikasi. Dalam istilah yang berbeda masyarakat tutur seringkali disebut dengan penutur. Misalnya penutur bahasa Indonesia, penutur bahasa Inggris, penutur bahasa Mandarin, dan sebagainya.
Unsur paling potensial yang dapat mendorong perkembangan dan memperkaya bahasa Indonesia adalah bahasa daerah dan bahasa asing. Bahasa Indonesia akan selalu dipengaruhi oleh bahasa lain sebagai akibat interaksi masyarakat tutur bahasa lokal dan global dalam kehidupan sehari-hari.
Di masa lampau interaksi masyarakat Indonesia dengan masyarakat di belahan bumi lain bersifat terbatas. Artinya, pergaulan global tidak semassiv saat ini. Sejalan dengan proses globalisasi mobilitas masyarakat antar negara terus meningkat. Hal ini membuat proses interaksi masyarakat Indonesia semakin luas.
Perkembangan interaksi atau pergaulan global itu memberikan pengaruh pada perkembangan bahasa Indonesia. Ketika dua masyarakat tutur bahasa yang berbeda berinteraksi, mereka akan mendapatkan kosa kata baru yang tidak pernah dikenal sebelumnya.
Sebagai contoh, para pekerja migran Indonesia di Malaysia sehari-hari akan berkomunikasi dengan masyarakat tutur Malaysia. Saat pulang ke Indonesia, pekerja migran itu tidak saja membawa devisa tetapi juga membawa kata-kata baru ke kampung halaman akibat interaksi dengan masyarakat tutur yang berbeda.
Ketika pulang ke Indonesia, dalam percakapan pekerja migran itu, misalnya, menggunakan kata “mancis” untuk menyebut “korek” atau “hospital” untuk menyebut “rumah sakit”. Dua kata itu sebelumnya tidak dikenal di kampung halaman para migran. Ini merupakan ilustrasi sederhana bagaimana cara kerja perkembangan suatu bahasa.
Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi saat ini makin membuka ruang interaksi antar masyarakat global, tidak terkecuali masyarakat Indonesia. Ini juga berdampak pada perkembangan bahasa Indonesia.