Absensi siswa merupakan salah satu alat pendukung penting proses pembelajaran. Catatan hasil absensi dapat dijadikan alat evaluasi terhadap perilaku siswa dalam proses pengembangan disiplin di kelas atau sekolah.
Melalui absensi guru dapat mengetahui berapa kali seorang siswa tidak masuk dalam setiap pekan atau setiap bulan. Dengan absensi guru dapat mengontrol dan memonitor frekuensi kehadiran siswa dan ketepatan waktu kedatangan siswa di sekolah secara berkala. Hasil absensi dapat dijadikan referensi bagi guru dalam memberikan tindakan solutif bagi siswa yang sering tidak masuk tanpa, sakit, atau ijin.
Absensi biasanya dilakukan pada buku daftar hadir yang berisi nama siswa. Guru mengabsen siswa dengan cara menyebutkan namanya satu persatu. Guru lalu menandai setiap siswa jika hadir atau tidak hadir dengan huruf atau simbol tertentu. Di akhir bulan guru melakukan rekapitulasi kehadiran siswa berdasarkan alasan masing-masing.
Jika siswa sering tidak masuk tanpa keterangan guru dapat memberikan penanganan tertentu. Penanganan akan dilakukan berbeda pada siswa yang tidak masuk karena sering izin atau sakit. Demikian seterusnya.
Absensi kadangkala dianggap sepele sehingga tidak jarang diabaikan oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelasnya. Padahal tingkat kehadiran siswa di sekolah merupakan salah satu unsur yang dapat dijadikan parameter tingkat disiplin siswa sebagai salah satu bentuk pengembangan pada ranah afektif.
Absensi sangat memungkinkan digunakan sebagai media peningkatan kedisiplinan siswa secara lebih berkualitas. Oleh karena itu penting bagi guru untuk melakukan praktek absensi dengan cara yang lebih kreatif, lebih menantang, kompetitif, dan menarik.
Absensi, dengan demikian, tidak saja dapat difungsikan sebagai media untuk melakukan pendataan tingkat kehadiran siswa secara berkala. Lebih dari itu, absensi sangat mungkin dipergunakan siswa untuk melatih, membiasakan, membangun sikap kejujuran sebagai bentuk tanggung jawab pribadi.
Di sekolah saya salah seorang guru mencoba inovasi absensi yang disebutnya absensi mandiri. Absensi ini bukan absensi online yang menggunakan perangkat digital, seperti fingerprint, formulir online, atau aplikasi lainnya. Absensi ini merupakan absen manual atau offline. Alat pendeteksi kehadiran siswa ini memanfaatkan barang-barang sederhana di sekitar siswa.
Bahan pembuatan absensi terdiri dari sebuah papan ukuran kecil. Pada permukaan papan tersebut direkatkan ujung dan tutup botol plastik yang dipotong. Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah siswa di dalam kelas tersebut. Pada masing-masing tempelan ujung botol disandingkan pula gambar atau foto siswa. Setiap tutup botol dituliskan bilangan atau angka secara berurutan dari angka 1, 2, 3, dan seterusnya sampai tutup botol terakhir.
Cara penggunaannya yaitu, dengan memasang tutup botol oleh siswa setiap pagi. Siswa yang datang pertama datang berhak memasang tutup botol dengan nomor paling awal atau nomor 1. Kemudian diikuti oleh siswa yang datang ke dua, ke tiga dan seterusnya. Jika datang paling akhir siswa akan mendapat tutup botol dengan warna yang berbeda.