Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tembakau, antara Bisnis Menggiurkan dan Kerusakan Lingkungan

6 September 2022   21:09 Diperbarui: 14 September 2022   13:36 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebutuhan kayu yang sangat tinggi dalam proses pengomprongan tembakau bermuara pada meningkatnya angka penebangan pohon. Kayu yang ditebang memang bukan dari hutan tetapi ditebang dari perkebunan berupa pohon-pohon  yang tidak produktif atau persawahan penduduk, seperti, pohon mangga, jambu mete, beringin, atau pohon asam. 

Menurut para pengomprong, kayu asam merupakan bahan bakar paling baik karena bersifat keras dan menghasilkan panas yang lebih tahan lama. Pohon ini tergolong paling dicari para petani.

Terlepas dari tanaman produktif atau tidak, tetap saja penebangan pohon untuk digunakan sebagai bahan bakar dengan jumlah yang begitu banyak, secara niscaya, akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan.

Sejak tahun 2009, pemerintah daerah NTB dan perusahaan tembakau telah melakukan upaya untuk menggunakan  batu bara sebagai bahan bakar omprongan.[1] Selain batu bara, alternatif lain yang direkomendasikan pemerintah dan pihak terkait adalah cangkang kemiri dan arang kelapa.

Walaupun sejumlah bahan bakar telah ditawarkan sebagai alternatif lain setelah Mitan dan kayu, petani lebih banyak memilih kayu karena harganya lebih murah.

Salah satu metode yang digunakan perusahaan adalah penanaman pohon yang diperuntukkan sebagai bahan bakar omprongan. Pohon-pohon itu ditanam pada lahan tidak produktif atau titik lahan persawahan yang kosong, seperti pematang. Namun, upaya ini belum mampu meminimalisir penebangan pohon-pohon yang sudah ada.

Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar semua kita tahu bahwa penebangan pohon secara masiv akan berdampak pada lingkungan.

Begitulah bisnis tembakau. Di satu sisi, mampu mendongkrak kesejahteraan petani. Di sisi lain, proses produksinya menyisakan kerusakan lingkungan yang bisa berakibat mengerikan.

Lombok Timur, 06/09/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun