Sebuah sekat membatasi ruang menjadi dua bagian. Ruang satunya merupakan tempat menerima tamu. Ruang satu lagi merupakan bilik kerja.
Dua ruang yang dibatasi dengan multipleks itu merupakan ruang kepala sekolah sebagai satu kesatuan.
Pembatasnya baru saja dibuat sehingga belum dilakukan pengecatan. Sebelumnya ruang kerja dan ruang tamu tanpa pembatas. Karena ruangan cukup lega, diputuskan untuk dirancang menjadi dua bagian.
Ini dilakukan untuk menjamin kenyamanan kerja kepala sekolah.
Ruang tamu itu terhubung oleh sebuah pintu menuju teras yang berhadapan dengan halaman sekolah. Halaman sekolah berbentuk memanjang dari utara ke selatan. Di sebuah sudut ruangan terdapat sebuah kursi tamu. Barang jenis mebel itu lumayan berumur sehingga tampak cenderung butut.
Salah satu dari kursi itu pernah jebol pada bantalannya. Karet bantalannya putus sehingga membuat busa kursi melorot. Sebuah meja setinggi bantalan kursi menggenapkan keberadaan tempat duduk tersebut.
Ruang tamu juga dilengkapi dua buah lemari etalase. Keberadaan peralatan berbahan kaca itu mengurangi kelonggaran ruangan.
Karena tidak ada ruang lain untuk menempatkannya, ruang kepala sekolah menjadi pilihan satu-satunya.
Lagi pula, etalase itu tetap dibutuhkan untuk menyimpan dokumen berbasis kertas.
Di dalamnya juga tersimpan sejumlah barang aset sekolah berupa properti pentas seni, seperti, backdrop, setwig, dan piranti lighting serta beberapa potong kostum. Sejumlah piala yang diperoleh dari beberapa jenis kompetisi juga terpampang di dalamnya.