Pagi yang basah, 05/02/2022, saya harus menempuh perjalanan cukup jauh untuk ukuran berkendara di pulau Lombok. Perjalanan itu dalam rangka menghadiri rapat Forum Kepala Sekolah Penggerak SD Kab. Lombok Timur, di SDN 1 Labuhan Lombok. Lokasi rapat dari rumah saya sekitar 45-50 km. Sebuah jarak tempuh yang cukup jauh untuk ukuran pulau sekecil Lombok. Jika terus berkendara ke pelabuhan Labuhan Lombok yang menghubungkan pulau Lombok dan Sumbawa, dua pula di Provinsi Nusa Tenggara Barat, hanya dibutuhkan waktu 5-10 menit.
Sebelumnya salah seorang rekan saya , H. Muhamad, yang tergabung dalam Forum Sekolah penggerak menghubungi saya dan menawarkan tumpangan mobil yang jauh lebih nyaman. Dalam mobil itu juga ikut menumpang Ketua Forum Sekolah Penggerak, H. Zulkarnaen. Tanpa meminta pertimbangan siapapun saya memilih ikut tawaran itu dengan catatan kami bertemu di rumah H. Zulkarnaen. Tidak saja jarak tempuh yang cukup jauh tetapi juga cuaca pagi kurang bersahabat untuk sebuah perjalanan.
Sekitar pukul 06.30 saya sudah nangkring di atas kuda besi tua, Honda Astrea Grand, keluaran 1993. Setengah jam berkendara saya tiba di rumah H. Zulkarnaen. Setengah jam itu sudah termasuk mengisi bahan bakar pada sebuah SPBU mini, makan nasi goreng pada sebuah kedai, dan beli rokok plus air mineral di sebuah mini market.
Sekitar pukul 07.00 kami berangkat. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 40-45 menit. Saya meilhat jarum jam di tangan saya sudah menunjukkan pukul 07.45. Artinya, kalau mengikuti undangan lima belas menit lagi harus sudah dimulai. Rupanya kami merupakan "gerombolan" terdepan yang tiba di lokasi. Beberapa menit berlalu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur juga datang. Beliau memasuki ruang rapat dan ngobrol bersama kami sejenak sambil menunggu kehadiran undangan lain.
Rapat agak tertunda karena sebagian besar undangan belum hadir sampai pukul 08.15. Acara baru dimulai sekitar 30 menit lebih lambat dari waktu yang telah ditentukan. Rapat kali ini membahas beberapa agenda sekolah penggerak dan review sejumlah kegiatan tahun 2021. Pembahasan yang diwarnai diskusi yang cukup alot membuat durasi rapat cukup panjang dan melelahkan. Rapat baru berakhir sekitar pukul 04.00
Usai rapat semua peserta langsung pulang. Pak H. Muhamad mengajak saya dan H. Zulkarnaen bersama dua rekan lain dalam mobil yang berbeda melihat-lihat lokasi wisata di sekitar Labuhan Lombok. Seorang rekan ibu guru yang tinggal di Labuhan Lombok bersedia menjadi pemandu. Lokasi pertama kami di bawa ke "Denda Seruni", sebuah lokasi wisata berupa danau, yang terletak di Desa Seruni Mumbul, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur. Di lokasi kami hanya berniat foto-foto belaka. Namun, rekan pemandu mengajak masuk sekedar melihat-lihat saja.
Saat memasuki gerbang, saya melihat ada danau dengan genangan sempit selebar kira-kira 75-100 m. Saat berdiri di pintu masuk saya melihat trotoar selebar kurang lebih 2.5 m terhubung dengan pinggir danau. Trotoar itu kemudian terhubung dengan jembatan yang dibangun di atas danau.
Saya dan rekan-rekan penasaran dan terus masuk ke dalam area. Jembatan di atas danau itu tidak seperti yang saya pikirkan. Ternyata fasilitas penghubung itu membentang di atas danau. Bentuknya meliuk-liuk seperti jalan yang melintas di daerah perbukitan.