Dalam perkembangan zaman yang begitu cepat, mulai banyak yang mempertayakan apakah cara  tradisional masih relevan?.  Studi islam, yang berpegang dengan pendekatan konstektual pada fiqih dan tafsir sering kali di anggap masih kurang mampu dalam menghadapai tantangan kontemporer yang komplek.seperti dalam isu politik, sosial, dan budaya yang berkembang.
Pedekatan dengan cara tradisional atau klasik itu memang miliki banyak keunggulan. Dalam pendekatan ini memang banyak keunggulan dalam menjaga kemurnian ajaran, namun mulai dihadapkan dengan masalah masalah yang tidak ada dalam ajaran klasik maka akan terlihat jelas kekurangan tersebut. Misalnya, isu hak asasi manusia, kesetaraan gender, lingkungan, dan globalisasi memerlukan pemahaaman yang lebih luas dan menyeluruh lagi. Dengan mengandalkan penafsiran teks semata tanpa mempertimbangkan konteks sosial dapat menghasilkan pemahaman yang kurang relevan dengan kondisi saat ini.
Oleh karena itu, muncul kebutuhan untuk cara baru dalam memahami islam yang mampu mengintregasi antara teks dengan konteks. Â Pada pendekatan yang kontesktual ini memungkinkan kita untuk memahami ajaran islam dalam kerangka masalah masalah yang modern, dengan tanpa menghilangkan esensi utama ajaran islam klasik tersebut. Sebagai contohnya dalam hal isu kesetaraan gender, pendekatan tradisionalnya sering kali terbatas pada aturan hukum klasik, sementara pendekatab baru dapat melihat bagaimana peran perempuat dalam Masyarakat muslim berkembang sesuai dengan tantangan zaman.
Dengan memadukan tradisi isam dengan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, dan ilmu politik, studi islam dapat lebih relevan dan fleksibel dalam menghadapi tantangan-tantangan baru. Pendekatan ini juga membuka peluang bagi dialog antarumat beragam dan antarbudaya, serta dapat menjadi jawaban atas berbagi masalah yang dihadapi oleh Masyarakat muslim di seluruh dunia.
Pada akhirnya, islam sebagai islam yang dinamis memiliki potensi besar untuk terus berkembang sesuai dengan perubahan zaman. Dengan mencari dan menerapkan cara-cara baru dalam memahami islam, kita tidak hanya menjaga relevansi ajaran, tetapi juga memastikan bahwa islam tetap menjadi pedoman hidup yang membimbing umat menuju masa depan yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H